billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wamenkop: BUMN dan Swasta Siap Suplai Produk Unggulan untuk Perkuat Usaha Kopdes Merah Putih

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Wamenkop: BUMN dan Swasta Siap Suplai Produk Unggulan untuk Perkuat Usaha Kopdes Merah Putih
Foto: (Sumber: Wamenkop: BUMN dan Swasta Siap Menambah Kegiatan Usaha Kopdes Merah Putih)

Pantau - Wakil Menteri Koperasi dan UKM, Ferry Juliantono, menyatakan bahwa BUMN dan sektor swasta, khususnya produsen pangan, siap mendukung operasionalisasi Koperasi Desa dan Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih melalui penambahan kegiatan usaha dan suplai produk unggulan.

Dukungan tersebut diharapkan dapat memastikan operasional gerai-gerai koperasi berjalan optimal serta mempermudah akses masyarakat terhadap komoditas utama dengan harga yang lebih terjangkau.

“Keterlibatan BUMN dan swasta ini sangat penting untuk menyempurnakan ekosistem bisnis Kopdes Merah Putih,” ujar Ferry dalam Rapat Koordinasi Operasionalisasi dan Pengembangan Gerai Sembako Kopdes/Kel Merah Putih bersama para produsen pangan di Kantor Kemenko Bidang Pangan, Selasa, 26 Agustus 2025.

Gerai Kopdes Jadi Saluran Barang Subsidi dan Layanan Publik Desa

Ferry menyampaikan bahwa sesuai arahan Presiden Prabowo, barang-barang kebutuhan dasar masyarakat seharusnya bisa dijual melalui koperasi desa dengan harga yang lebih terjangkau.

“Peluang ini bisa diisi oleh BUMN atau swasta melalui gerai-gerai yang ada di Kopdes Merah Putih,” ungkapnya.

Per 25 Agustus 2025, tercatat sebanyak 7.905 gerai koperasi aktif dari 6.337 unit Kopdes/Kel Merah Putih yang sudah memiliki minimal satu unit usaha.

Gerai-gerai ini akan disinergikan dengan pihak swasta dan BUMN untuk pengadaan dan distribusi produk pangan secara nasional.

Secara nasional, pemerintah menargetkan terbentuknya 15.000 hingga 25.000 unit Kopdes/Kel Merah Putih yang aktif hingga Agustus–September 2025.

Ferry menegaskan bahwa gerai Kopdes tidak hanya menjual sembako, tetapi juga akan difungsikan sebagai kantor layanan publik desa.

Kopdes juga ditargetkan menjadi pusat penyaluran berbagai program dan barang subsidi pemerintah seperti:

  • Gas LPG 3 Kg
  • Pupuk bersubsidi
  • Beras untuk masyarakat miskin
  • Bantuan sosial lainnya

Produk tambahan lain yang bisa dikembangkan antara lain benih, ayam olahan, teh, singkong, dan gula.

“Fungsi Kopdes ini bisa menjadi ganda, yaitu menjual barang, menyalurkan program pemerintah pusat, sekaligus berperan sebagai gudang dengan fasilitas dryer, cold storage, dan titik serah barang subsidi. Bahkan termasuk menampung hasil produksi pertanian dan kerajinan makanan lokal,” ujar Ferry.

Kolaborasi BUMN-Swasta dan Peran Strategis Kopdes di Rantai Pasok

Ekosistem Kopdes Merah Putih dibuka untuk skema kemitraan business to business (B2B) antara koperasi dengan pelaku usaha nasional.

Kopdes diharapkan berperan sebagai agen atau sub-distributor produk bersubsidi agar memberi nilai tambah bagi masyarakat dan UMKM desa.

Ferry menegaskan pentingnya keberadaan Kopdes dalam memperkuat distribusi, bukan menciptakan persaingan baru bagi warung-warung kecil.

“Kita tidak ingin Kopdes ini justru menciptakan persaingan dengan warung UMKM. Justru posisinya bisa menjadi agen sub-distributor, sehingga membantu memperkuat jaringan distribusi,” tegasnya.

Dengan keterlibatan BUMN, swasta, asosiasi petani, dan stakeholder lain, ia optimistis Kopdes Merah Putih akan memperpendek rantai pasok dan menekan biaya logistik.

Distribusi yang lebih sederhana diharapkan dapat memastikan barang bersubsidi tersedia tepat sasaran, sesuai harga yang ditentukan, dan menjawab kebutuhan masyarakat desa.

Ferry juga mengapresiasi komitmen seluruh pihak yang hadir dan menyatakan bahwa “kolaborasi ini sangat penting. Kami membuka kesempatan seluas-luasnya bagi bapak-ibu semua untuk berpartisipasi membangun ekosistem Kopdes Merah Putih yang lebih baik.”

Dukungan Lintas Sektor: Dari Pemerintah hingga Petani Cabai

Deputi Kemenko Pangan, Tatang Yuliono, menyampaikan dukungannya terhadap penguatan model bisnis Kopdes Merah Putih.

Ia menilai pemangkasan rantai pasok akan membantu menstabilkan harga kebutuhan pokok di desa.

“Kopdes ini harus mampu menjadi distributor level akhir di desa agar masyarakat tertarik, dan barang tersedia tepat waktu dengan harga sesuai ketentuan,” ujarnya.

Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI), Tunov Mondro Atmojo, juga menekankan pentingnya peran Kopdes sebagai offtaker hasil panen cabai dari petani anggota koperasi.

Tunov berharap Kopdes dapat menjadi mitra strategis yang mampu menyerap hasil panen secara langsung dan menjamin harga jual yang menguntungkan bagi petani.

Penulis :
Aditya Yohan