billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Proyek Blok Masela Dinilai Jadi Game Changer Migas Nasional dengan Teknologi CCS

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Proyek Blok Masela Dinilai Jadi Game Changer Migas Nasional dengan Teknologi CCS
Foto: Anggota Komisi XII DPR RI Beniyanto Tamoreka (sumber: Komisi XII DPR RI)

Pantau - Anggota Komisi XII DPR RI Beniyanto Tamoreka menilai dimulainya fase Front End Engineering Design (FEED) Proyek Lapangan Abadi di Blok Masela, Maluku, sebagai langkah strategis untuk mengoptimalkan peran sektor migas dalam perekonomian nasional.

Investasi Besar dan Multiplier Effect

Nilai investasi proyek ini mencapai 20,94 miliar dolar AS dengan target produksi 9,5 juta ton LNG per tahun, 150 MMSCFD gas pipa, dan 35 ribu barel kondensat per hari.

Proyek Blok Masela dipandang berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan negara.

"Masela adalah proyek game changer. Selain potensi menyumbang penerimaan negara yang signifikan, proyek ini menyerap lebih dari 12 ribu tenaga kerja di fase konstruksi dan hampir 850 pekerja di fase operasional. Artinya, multiplier effect-nya nyata untuk mendorong ekonomi nasional sekaligus pemerataan pembangunan di wilayah timur Indonesia," ungkap Beniyanto.

Ia juga menekankan bahwa Blok Masela memiliki potensi besar dari sisi kontribusi fiskal dengan proyeksi produksi LNG dan gas pipa yang besar.

"Investasi sebesar ini jangan hanya menguntungkan korporasi. Negara harus hadir melalui regulasi fiskal yang adil agar penerimaan dari pajak, bagi hasil, maupun domestic market obligation benar-benar optimal," tegasnya.

CCS dan Keberlanjutan Energi

Selain aspek fiskal, Beniyanto menilai penerapan integrasi Carbon Capture and Storage (CCS) di Blok Masela merupakan langkah maju yang dapat menjadikan Indonesia pelopor migas berkelanjutan di kawasan.

CCS dinilai akan memperkuat daya saing LNG Indonesia di pasar global, terutama di tengah tuntutan transisi energi.

"Kalau Masela sukses dengan CCS, kita bukan hanya menghasilkan LNG, tapi juga reputasi global bahwa Indonesia mampu memproduksi energi bersih dengan nilai tambah tinggi," ujarnya.

Beniyanto meminta pemerintah segera menyiapkan payung hukum yang jelas mengenai insentif CCS, skema fiskal migas, dan monitoring manfaat ekonomi jangka panjang.

"Pemerintah harus menjamin proyek ini bukan sekadar seremonial. Masela harus jadi simbol bagaimana sektor migas bisa menciptakan lapangan kerja, memperkuat penerimaan negara, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan," tandasnya.

Penulis :
Shila Glorya