
Pantau - Sebanyak 16 organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam, termasuk Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, sepakat mendukung Presiden Prabowo Subianto untuk mengajak masyarakat agar tetap tenang di tengah dinamika yang terjadi belakangan ini.
Pertemuan di Hambalang
Pertemuan tersebut berlangsung di kediaman pribadi Presiden Prabowo di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu.
Dialog dan diskusi berjalan selama tiga jam membahas berbagai masalah serta tantangan bangsa yang muncul dalam beberapa hari terakhir.
Hadir dalam pertemuan itu sejumlah pejabat negara, di antaranya Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) M. Herindra, Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyampaikan hasil pertemuan mewakili 16 ormas Islam.
"Kami mendapatkan kesempatan untuk berdialog dengan Bapak Presiden yang didampingi dengan sejumlah menteri Kabinet, Ketua MPR RI, Kepala BIN. Kami berdialog dari hati ke hati, memahami secara umum, tetapi lengkap permasalahan bangsa yang dihadapi khususnya hari-hari ini, dan kami bersepakat untuk bersama-sama, bahu-membahu berupaya untuk mengatasi keadaan, untuk mengajak kepada masyarakat untuk supaya lebih tenang," ungkapnya.
Gus Yahya menegaskan keyakinannya bahwa pemerintahan Presiden Prabowo bersama para pemimpin umat dapat mengatasi tantangan yang ada.
Dukungan untuk Persatuan dan Demokrasi
Pertemuan di Hambalang rencananya akan dilanjutkan di Istana Negara Jakarta dengan menghadirkan lebih banyak perwakilan ormas Islam.
"Mudah-mudahan dari sana nanti akan ada sesuatu yang bisa dinyatakan sebagai tekad bersama, kesepakatan bersama antara Presiden Prabowo Subianto dengan ormas-ormas Islam sebagai perwakilan dari tubuh umat Islam di Indonesia ini," tambah Gus Yahya.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir juga menyampaikan pandangan mengenai pentingnya persatuan.
"Pak Presiden begitu terbuka, dan kami punya pandangan yang sama bahwa kita, kekuatan ormas Islam sebagai kekuatan yang punya sejarah yang panjang di Republik ini dalam kemerdekaan, dan pascakemerdekaan memahami, menghayati betul bahwa persatuan, keutuhan dan masa depan bangsa itu perlu kita jaga bersama," ia mengungkapkan.
Haedar menegaskan bahwa 16 ormas Islam meyakini seluruh rakyat Indonesia dapat memanfaatkan demokrasi dengan penuh tanggung jawab dan adab.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai hal-hal yang bisa merusak demokrasi, termasuk aksi kekerasan maupun tindakan lain yang berpotensi mengancam keutuhan bangsa.
- Penulis :
- Arian Mesa
- Editor :
- Tria Dianti