
Pantau - Kericuhan terjadi di depan Kantor DPRD Bali, Minggu (31/8), saat massa aksi menyerang dan membakar satu unit mobil samapta milik Polresta Denpasar, menyebabkan satu personel polisi terluka dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Massa Serang Polisi Tanpa Pemberitahuan Aksi
Mobil samapta yang diserang tengah dikendarai oleh personel Polresta Denpasar menuju lokasi untuk pengamanan.
Kabag Ops Polresta Denpasar Kompol I Nyoman Wiranata menjelaskan bahwa pengemudi mobil menjadi korban dalam insiden tersebut.
"Untuk sementara yang menaiki truk kami larikan ke rumah sakit, ada satu personel luka, dia itu pengemudinya karena dilempari dari depan," ungkapnya.
Hingga berita ini diturunkan, lokasi rumah sakit tempat korban dirawat belum diinformasikan.
Kompol Wiranata menduga bahwa massa yang menyerang bukan berasal dari kelompok pengemudi ojek online atau Aliansi Bali Tidak Diam yang sebelumnya berdemo di Mapolda Bali.
Pasalnya, kelompok tersebut datang tanpa pemberitahuan dan langsung bertindak anarkis.
"Kami tidak tahu, yang jelas informasinya ada massa mau masuk ke DPRD, jadi kami langsung mengarah ke sini untuk mengamankan," ia mengungkapkan.
Kerusuhan Dipicu oleh Massa Tambahan, Polisi Kerahkan 120 Personel
Aksi unjuk rasa awalnya berlangsung di Mapolda Bali sejak pukul 10.00 WITA, diikuti oleh Aliansi Bali Tidak Diam dan pengemudi ojek online.
Dalam aksinya, massa membawa 33 tuntutan, termasuk pembubaran DPR RI, reformasi total Polri, pemakzulan Prabowo-Gibran, serta penghentian anggaran tunjangan dan redistribusi kekayaan Polri dan DPR kepada rakyat.
Situasi memanas ketika massa mulai melempar batu, botol minuman, dan mercon suar, serta berupaya menerobos masuk ke Mapolda Bali.
Polisi terpaksa menggunakan kendaraan taktis untuk membubarkan kerumunan.
Sekitar pukul 17.00 WITA, massa kembali berkumpul di depan Kantor DPRD Bali di Jalan Kusuma Atmaja.
Namun saat itu aparat kepolisian belum berada di lokasi karena tidak menerima informasi adanya rencana aksi lanjutan.
Pukul 17.30 WITA, personel Polresta Denpasar tiba menggunakan mobil samapta dan pengeras suara.
Tiba-tiba, ratusan massa langsung menyerang dan merusak alat utama sistem senjata (alutsista) milik polisi.
"Kendaraan kami untuk mengangkut alat-alat seperti tameng, yang tadi dibakar, kami baru datang sudah dicegat," ujar Kompol Wiranata.
Ia menambahkan bahwa sebanyak 120 personel gabungan dengan Polda Bali telah dikerahkan dan kini siaga di lokasi.
"Karena ini sudah anarkis kelompoknya beda, kalau ojol tadi sudah selesai di Polda Bali," lanjutnya.
Hingga pukul 19.00 WITA, massa belum sepenuhnya membubarkan diri dari sekitar Kantor DPRD Bali.
Kompol Wiranata mengimbau massa segera pulang karena aksi anarkis dikhawatirkan akan berdampak buruk pada citra Bali sebagai destinasi wisata.
"Kalau bisa segera bubarkan diri tidak usah anarkis, kita kan tahu Bali tujuan wisata, nanti kalau sampai kemana-kemana yang rugi kita masyarakat Bali, tadi sebenarnya di polda sudah berjalan baik tapi kelompok-kelompok lain ingin suasana ricuh," tutupnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf