Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Tujuh PMI Terlantar di Guinea Ekuatorial Berhasil Dipulangkan KBRI Yaounde ke Indonesia

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Tujuh PMI Terlantar di Guinea Ekuatorial Berhasil Dipulangkan KBRI Yaounde ke Indonesia
Foto: (Sumber: Tujuh pekerja migran Indonesia dipulangkan dari Afrika ke tanah air. ANTARA FOTO/HO-KBRI Yaounde.)

Pantau - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yaounde, Kamerun, memfasilitasi pemulangan tujuh pekerja migran Indonesia (PMI) yang terlantar lebih dari setahun di pedalaman Guinea Ekuatorial, Afrika Tengah, melalui Bandara Nsimalen pada Senin, 1 September 2025.

Dalam siaran pers KBRI Yaounde yang diterima di Jakarta pada Selasa, disebutkan bahwa Duta Besar RI untuk Kamerun, Agung Cahaya Sumirat, secara resmi melepas kepulangan para PMI setelah mereka menjalani masa pemulihan di KBRI.

Dubes Agung berpesan agar para PMI lebih berhati-hati menerima tawaran kerja di kawasan Afrika Tengah, khususnya sektor perkayuan, karena sistem pelindungan tenaga kerja asing di kawasan tersebut belum cukup kuat.

Ia juga menegaskan bahwa WNI yang ingin bekerja ke luar negeri sebaiknya melalui jalur resmi Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) untuk menjamin hak-haknya.

Perusahaan Ingkar Janji, Evakuasi Penuh Kendala

Menurut KBRI, para PMI awalnya bekerja di sebuah perusahaan kayu, namun perusahaan tidak mengurus legalitas dokumen dan tidak membayar gaji sesuai kesepakatan.

Proses evakuasi dari pedalaman Guinea Ekuatorial ke Kamerun menghadapi banyak kendala, mulai dari agen perekrut yang sulit dihubungi hingga tidak bertanggung jawab atas nasib pekerja.

Setelah negosiasi panjang, agen akhirnya memberikan izin kepulangan para PMI.

Tim KBRI Yaounde yang dipimpin Sekretaris Kedua, Anindita Aji Pratama, sempat ditolak masuk oleh petugas perbatasan Guinea Ekuatorial.

Negosiasi alot berlangsung selama dua hari hingga pendekatan diplomatik akhirnya membuahkan hasil, dan tim KBRI berhasil mengevakuasi para pekerja.

Disambut Hangat di KBRI, Pulang dengan Dukungan Penuh

Pemulangan tujuh PMI ini melibatkan kerja sama antara KBRI Yaounde, Pemerintah Kabupaten Madiun dan Magetan, serta Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI).

Biaya kepulangan mencakup visa, akomodasi, konsumsi, dan tiket pesawat ditanggung penuh dalam koordinasi antarinstansi.

Satu hari sebelum peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, para PMI tiba di KBRI Yaounde dan disambut langsung oleh Dubes Agung.

Salah satu PMI, Suprianto, menyampaikan rasa haru atas bantuan yang diberikan.

"Alhamdulillah, kami sehat dan selamat sampai di KBRI dan saya senang bisa ikut upacara HUT-RI. Selama di KBRI, kami benar-benar merasakan hangatnya perhatian dan kepedulian, seolah kembali merasakan nuansa rumah meski masih jauh dari tanah air," ungkapnya.

Penulis :
Aditya Yohan