
Pantau - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya peran Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama sebagai teladan dan pembawa pesan damai, khususnya di tengah situasi bangsa yang sensitif akibat berbagai unjuk rasa yang terjadi di sejumlah daerah.
Menag menekankan bahwa setiap pejabat dan aparatur Kemenag harus mampu mengendalikan emosi serta memperkuat kolaborasi untuk menjaga suasana tetap kondusif.
"Tugas kita adalah menciptakan ketenangan. Jangan terpancing provokasi yang melampaui batas kemanusiaan. Mari ajak masyarakat untuk kembali ke rumah ibadah, berdzikir, beristighatsah, dan beribadah sesuai agama masing-masing sebagai bentuk introspeksi diri," ujarnya.
ASN Kemenag Diimbau Jaga Perilaku dan Suara Institusi
Menag mengingatkan bahwa setiap ASN Kemenag membawa nama institusi dalam setiap tindakannya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam kondisi sosial yang memanas, ASN Kemenag diminta tampil sebagai sosok yang menebarkan kerukunan, keteduhan, dan kedamaian di tengah masyarakat.
"Jadikan mulut kita sebagai mulut Kementerian Agama. Apa yang kita katakan, itulah suara Kemenag, suara yang menyejukkan dan meredam ketegangan," tegas Menag.
Selain itu, ia mengingatkan seluruh jajaran Kemenag untuk aktif menyadarkan masyarakat dan keluarga terdekat agar tidak terlibat dalam aksi-aksi provokatif yang dapat memperkeruh suasana.
Menurutnya, demonstrasi merupakan bagian sah dari sistem demokrasi, namun tetap harus dilakukan secara bertanggung jawab.
"Demonstrasi itu sah dan diperbolehkan. Namun, jangan sampai melampaui batas," katanya.
Ajak Tokoh Agama Redam Ketegangan
Sebelumnya, Menag Nasaruddin Umar juga telah mengajak tokoh-tokoh agama dan masyarakat untuk menenangkan umat dan menyampaikan pesan yang menjernihkan serta menyejukkan.
Langkah ini dilakukan sebagai respons atas gelombang unjuk rasa yang berujung pada aksi perusakan di sejumlah daerah.
"Saya mengajak tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk menyampaikan pesan yang menjernihkan dan menyejukkan demi terus terjaganya kohesivitas sosial. Pesan yang menenangkan agar umat tidak terprovokasi," tutupnya.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Tria Dianti








