Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Gubernur NTT Minta Bantuan Helikopter BNPB untuk Jangkau 10 Desa Terisolir Akibat Banjir Bandang di Nagekeo

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Gubernur NTT Minta Bantuan Helikopter BNPB untuk Jangkau 10 Desa Terisolir Akibat Banjir Bandang di Nagekeo
Foto: (Sumber: Gubernur NTT Melki Laka Lena saat ditemui di Kupang, Rabu (10/9/2025). ANTARA/Kornelis Kaha)

Pantau - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, meminta bantuan helikopter dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menjangkau desa-desa yang terisolir akibat banjir bandang di Kecamatan Maupongo, Kabupaten Nagekeo.

"Saya sudah telepon ke BNPB pusat untuk bantu helikopter, karena kita tidak bisa masuk kalau tanpa helikopter, karena kurang lebih empat kilo sampai titik terakhir pergerakan melalui jalan sama sekali tidak bisa," ujar Melki kepada wartawan di Kupang, Rabu (10/9/2025).

Permintaan itu diajukan menyusul dampak bencana yang terjadi pada Senin (8/9), yang telah menyebabkan tiga orang meninggal dunia, empat orang masih dalam pencarian, dan dua orang mengalami luka-luka.

Akses Darat Terputus, Distribusi Bantuan Terkendala

Pemerintah Provinsi NTT telah mengirimkan bantuan logistik sejak Selasa (9/9), dan bantuan tersebut tiba di Nagekeo pada Rabu (10/9) untuk selanjutnya didistribusikan ke desa-desa terdampak.

Awalnya dilaporkan hanya empat hingga lima desa yang terisolir, namun setelah peninjauan ulang, jumlahnya bertambah menjadi 10 desa.

Seluruh desa itu sulit dijangkau karena akses jalan tertutup atau putus total, sehingga distribusi logistik dan pencarian korban hanya dapat dilakukan melalui jalur udara.

"Namun sayangnya sulit dijangkau, karena semua akses tertutup dan jalan putus, sehingga kita memang butuhkan dukungan helikopter," kata Melki.

Banjir bandang yang terjadi tidak hanya membawa aliran air deras, tetapi juga menyebabkan longsor dan memutus dua jembatan utama yang menghubungkan antarwilayah.

Proses Pencarian Korban dan Hambatan Komunikasi

Kepala BPBD NTT, Semuel Halundaka, menyampaikan bahwa proses pencarian terhadap empat orang yang hilang masih terus dilakukan oleh tim gabungan.

Hingga saat ini, data resmi mencatat tiga korban meninggal dunia, empat orang hilang, dan dua orang mengalami luka-luka.

Namun, pendataan lebih lanjut terkait jumlah pengungsi dan kerusakan rumah masih belum bisa dilakukan secara rinci.

Hambatan utama dalam proses pendataan dan komunikasi di lapangan adalah terputusnya jaringan listrik dan layanan komunikasi.

"Sampai hari ini kami belum bisa mendapatkan informasi yang pasti, karena banyak sarana prasarana yang tidak bisa dijangkau. Listrik dan komunikasi juga terputus," ujar Semuel.

Penulis :
Aditya Yohan