
Pantau - Pertamina melalui PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) mengumumkan pembangunan Pilot Plant Green Hydrogen di Ulubelu, Tanggamus, Lampung yang menyerap ratusan pekerja selama masa konstruksi.
Proyek Energi Bersih dan Lapangan Kerja
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyatakan proyek ini tidak hanya berfokus pada pengembangan energi bersih, tetapi juga memberikan dampak ekonomi.
"Proyek ini tidak hanya menjadi terobosan energi bersih berbasis panas bumi, tetapi juga memberikan dampak positif pada penciptaan lapangan kerja, peluang investasi, serta penurunan emisi karbon," ungkapnya di Bandarlampung.
Menurut Fadjar, pembangunan pilot plant ini menyerap tenaga kerja hingga ratusan orang, dengan prioritas pada keterlibatan masyarakat sekitar.
"Keterlibatan tenaga kerja lokal menjadi bagian dari strategi Pertamina untuk memberikan dampak langsung bagi masyarakat sekitar wilayah operasi," ujarnya.
Ia menambahkan, proyek ini juga mendukung target Net Zero Emission 2060.
"Pilot Plant ini merupakan wujud bagaimana energi bersih membuka peluang baru. Selain mendukung target Net Zero Emission 2060, proyek ini juga menghadirkan multiplier effect berupa penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar," kata Fadjar.
Investasi Strategis Menuju Transisi Energi
Pertamina mengalokasikan belanja modal (CAPEX) sebesar 3 juta dolar AS untuk pembangunan fasilitas tersebut.
Investasi digunakan untuk pengadaan teknologi electrolyzer berbasis Anion Exchange Membrane (AEM), infrastruktur pendukung, serta kerja sama dengan vendor teknologi energi hijau.
"Peletakan batu pertama Pilot Plant Green Hydrogen pada 9 September 2025 di Ulubelu Lampung. Lebih dari sekadar proyek energi, Green Hydrogen Ulubelu menghadirkan peluang kerja, meningkatkan keterampilan masyarakat, dan membuka jalan bagi ekosistem ekonomi baru yang ramah lingkungan. Pertamina optimistis, keberhasilan transisi energi dapat tercapai dengan melibatkan masyarakat sebagai bagian dari perubahan," ungkap Fadjar.
Secara teknis, produksi green hydrogen berbasis PLTP menghasilkan emisi sekitar 2 kg CO₂ per kg H₂, jauh lebih rendah dibandingkan grey hydrogen berbasis Steam Methane Reforming yang menghasilkan 12–14 kg CO₂ per kg H₂.
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Julfi Hadi, menegaskan proyek ini merupakan langkah strategis perusahaan menuju pengembangan energi melampaui kelistrikan.
"Proyek ini menjadi bagian penting dari upaya PGE membangun ekosistem green hydrogen secara end-to-end, mulai dari produksi, distribusi, hingga pemanfaatannya untuk mendukung transisi menuju industri rendah karbon," ujarnya.
Julfi menambahkan fasilitas ini akan menjadi pusat inovasi sekaligus model yang bisa direplikasi di wilayah kerja panas bumi lainnya.
"Ke depan, peta jalan pengembangan PGE juga mencakup hilirisasi green ammonia dan green methanol sebagai solusi energi masa depan," jelasnya.
- Penulis :
- Shila Glorya