
Pantau - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi bekerja sama dengan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) untuk memperkuat layanan tabungan haji di kalangan aparatur sipil negara (ASN) melalui skema payroll sebagai pintu masuk ke layanan keuangan syariah.
Fokus pada Tabungan Haji ASN
Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo menyampaikan, "Tabungan haji menjadi salah satu fokus kami sebagai bank syariah untuk berkontribusi meningkatkan literasi persiapan dana haji masyarakat," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa payroll mempermudah pengaturan arus kas bagi ASN dalam merencanakan tabungan haji.
Melalui payroll, nasabah juga bisa mengakses berbagai layanan keuangan BSI, mulai dari pembiayaan konsumer, tabungan emas, cicil emas, investasi syariah, hingga Mitraguna Haji Khusus.
BSI memberikan sejumlah kemudahan bagi ASN, seperti gratis biaya transfer antarbank, fasilitas pembiayaan multiguna, program pembiayaan emas, hingga tabungan wadiah bebas biaya administrasi yang dapat dibuka mulai dari Rp100 ribu.
"Langkah ini menjadi salah satu upaya kami mendorong masyarakat untuk mempersiapkan dana haji dengan baik, terutama segmen nasabah pegawai dengan fixed income yang bisa kita optimalisasi lewat payroll," tambah Anggoro.
Dorong Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
Implementasi payroll turut mendorong pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI.
Pada Maret 2025, DPK BSI tercatat sebesar Rp319,34 triliun, tumbuh 7,40 persen secara tahunan dibandingkan Maret 2024 yang mencapai Rp297,33 triliun.
Dari total tersebut, sekitar 61 persen merupakan dana murah, dengan tabungan mendominasi 42 persen dan tabungan wadiah menyumbang 40 persen dari total tabungan.
Anggoro optimis pertumbuhan payroll akan tetap mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun ini, didukung posisi strategis BSI sebagai bank operasional pemerintah dan mitra resmi berbagai kementerian serta lembaga negara dalam pengelolaan rekening gaji.
"Di tengah kondisi likuiditas yang kompetitif, payroll menjadi langkah efektif untuk mengelola DPK secara terkontrol, aman, dan berkelanjutan. Serta dari sisi profil risiko yang sehat dan terukur saat nasabah melakukan pembiayaan," tegas Anggoro.
- Penulis :
- Arian Mesa