
Pantau - Kepemilikan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) oleh warga dinilai efektif menekan jumlah kasus kebakaran di Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur selama tiga tahun terakhir.
" Harusnya memang kepemilikan APAR ini efektif bagi warga meskipun belum semuanya memiliki. Sehingga masih ada kejadian yang harus ditangani oleh petugas," ujar Camat Pulogadung, Syafrudin Chandra, usai apel Deklarasi Gerakan Masyarakat Punya APAR (Gempar) di Kantor Kecamatan Pulogadung, Senin (15/9/2025).
Chandra menyebutkan bahwa wilayah Pulogadung termasuk daerah rawan kebakaran, sehingga kehadiran APAR sangat membantu dalam pencegahan maupun penanganan awal insiden kebakaran.
Data Kasus Kebakaran dan Dampak Kepemilikan APAR
Berdasarkan data dari Gulkarmat Sektor Pulogadung, tercatat:
- Tahun 2023 terjadi 51 kasus kebakaran
- Tahun 2024 naik menjadi 53 kasus
- Tahun 2025 hingga pertengahan September tercatat 34 kasus
Rincian per kelurahan menunjukkan bahwa Rawamangun dan Kayu Putih merupakan wilayah dengan kasus tertinggi.
Chandra mencontohkan sebuah kejadian di RW 10 Kelurahan Pulogadung, di mana 126 tabung APAR milik warga berhasil mencegah kebakaran membesar.
" Kejadian yang belum lama di Pulogadung itu sampai 126 tabung di RW 10 itu. Dan 126 tabung berasal dari warga, bukan dari petugas yang bawa. Sehingga kebakaran yang sempat terjadi bisa selesai di tempat," jelasnya.
Antusiasme Warga dan Peran Program Gempar
Maskurila (40), warga Kayu Putih RW 05 dan anggota Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), mengapresiasi program Gempar karena meningkatkan kesiapsiagaan warga dalam menghadapi kebakaran.
" Memang bagus ya untuk ke depannya. Jadi kita bisa antisipasi kebakaran, sehingga warga tidak takut lagi untuk menggunakan APAR," katanya.
Ia menambahkan bahwa demonstrasi penggunaan APAR membantu warga memahami cara penggunaan alat tersebut secara langsung.
" Tadi kan ada demonya, jadi kita sudah tahu semua untuk membuka dan menggunakannya," lanjut Maskurila.
Meski FKDM tidak secara langsung melakukan sosialisasi, ia menilai bahwa edukasi dari pemerintah dan kelurahan sudah cukup efektif.
Beberapa kelurahan di Jakarta Timur disebut telah memiliki APAR untuk penanganan awal kebakaran secara mandiri.
Data Wilayah Jakarta dan Penyebab Kebakaran
Menurut Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, sejak Januari hingga pertengahan Juli 2025, tercatat 922 kasus kebakaran di seluruh wilayah Jakarta.
Jakarta Barat menjadi wilayah dengan kasus kebakaran tertinggi sebanyak 260 kejadian, disusul Jakarta Timur dengan 242 kasus.
Objek terbakar paling banyak adalah bangunan perumahan (345 kasus), disusul bangunan umum dan perdagangan (197 kasus), serta kendaraan (42 kasus).
Sebanyak 61 persen penyebab kebakaran diduga berasal dari masalah kelistrikan, termasuk:
- Komponen listrik yang tidak sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI)
- Instalasi listrik yang tidak memenuhi standar
- Kelalaian dalam penggunaan listrik di rumah dan tempat kerja
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk semakin waspada dan berinisiatif memiliki APAR guna mencegah kerugian lebih besar akibat kebakaran.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Tria Dianti