
Pantau - Program Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto dinilai sebagai langkah strategis untuk memutus rantai kemiskinan di Indonesia, terutama bagi masyarakat miskin ekstrem.
Fokus pada Pendidikan Anak dari Keluarga Miskin
Penilaian tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Abidin Fikri, saat melakukan Kunjungan Spesifik ke Sentra Phalamartha, Cibadak, Sukabumi, pada Rabu (17/9/2025).
Menurutnya, konstitusi Indonesia dengan tegas menyebutkan bahwa negara memiliki kewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memelihara fakir miskin serta anak terlantar.
Sekolah Rakyat hadir sebagai solusi pendidikan yang menyasar kelompok masyarakat miskin dan miskin ekstrem, guna memutus lingkaran kemiskinan melalui akses pendidikan yang layak.
Abidin menilai bahwa bantuan sosial semata tidak cukup untuk mengangkat martabat keluarga miskin.
Ia menegaskan, "Pendidikan yang layak adalah kunci agar anak-anak dari keluarga miskin memiliki kesempatan yang sama dan masa depan yang lebih sejahtera."
Peserta Sekolah Rakyat akan direkrut dari masyarakat Desil 1 dan 2, yakni mereka yang berada dalam kategori miskin ekstrem menurut data resmi.
Pemerintah Siapkan Lahan dan Anggaran, DPR Dorong Sinergi Lintas Kementerian
Abidin menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan DPR untuk merealisasikan program Sekolah Rakyat secara efektif.
Dalam hal ini, Pemkab Sukabumi telah menyiapkan lahan untuk pembangunan sekolah, sementara aspek teknis dan operasional akan ditangani oleh kementerian terkait, yaitu Kementerian Sosial dan Kementerian PUPR.
Pada tahun 2026, Kementerian Sosial direncanakan mengalokasikan anggaran sebesar Rp4 triliun.
Anggaran ini akan difokuskan pada penguatan sumber daya manusia dan operasional program Sekolah Rakyat.
Koordinasi dengan Kementerian PUPR dinilai krusial agar pembangunan fisik sekolah berjalan lancar dan sesuai standar.
Dengan kerja sama lintas sektor tersebut, Abidin berharap Sekolah Rakyat dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat yang selama ini sulit mengakses pendidikan.
Ia juga menyampaikan keyakinannya terhadap masa depan generasi muda.
"Anak-anak yang saat ini duduk di bangku SMP akan menjadi generasi dewasa pada tahun 2045 dan siap memimpin bangsa menuju masa depan yang lebih baik," ungkapnya.
- Penulis :
- Aditya Yohan