
Pantau - Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Patijaya menegaskan bahwa kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) hanya terjadi di beberapa SPBU swasta seperti Shell dan BP di wilayah Jabodetabek, sementara secara nasional stok BBM dalam kondisi aman.
Kelangkaan Bersifat Lokal
Bambang menjelaskan bahwa isu kelangkaan BBM di SPBU swasta perlu dipahami secara proporsional karena tidak menggambarkan situasi nasional.
"Secara nasional, stok BBM aman dan pemerintah sudah memberi ruang tambahan melalui kenaikan kuota. Namun, kita juga harus memahami bahwa permintaan bisa melonjak tiba-tiba di daerah tertentu, sehingga distribusi butuh penyesuaian cepat," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa kekosongan stok di beberapa SPBU swasta lebih disebabkan oleh peningkatan permintaan yang fluktuatif, bukan karena keterbatasan kuota maupun lemahnya pasokan nasional.
Upaya Pemerintah dan Solusi Distribusi
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memberikan kuota impor BBM hingga 110 persen dari tahun sebelumnya.
Kebijakan ini dinilai cukup untuk mengakomodasi permintaan pasar dalam kondisi normal.
Sebagai solusi tambahan, pemerintah menyiapkan mekanisme agar SPBU swasta dapat membeli base fuel dari Pertamina.
Base fuel merupakan bahan bakar dengan kadar oktan murni tanpa campuran aditif.
Dengan begitu, SPBU swasta tetap bebas menambahkan aditif sesuai ciri khas dan standar mutu produk masing-masing.
"Dengan mekanisme ini, distribusi BBM akan menjadi lebih efisien, stok terjamin, dan koordinasi antara pemerintah, Pertamina, serta SPBU swasta akan semakin baik," katanya.
Selain itu, Bambang menekankan pentingnya pemerintah mengendalikan volume impor agar tidak berdampak negatif pada stabilitas ekonomi nasional.
"Di sisi lain, pemerintah tetap dapat mengendalikan volume impor agar sesuai dengan kebutuhan nasional dan tidak menekan perekonomian," ujarnya.
- Penulis :
- Shila Glorya