Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Herman Khaeron Soroti Defisit Taspen dan Asabri, Dorong Percepatan Investasi Jangka Pendek

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Herman Khaeron Soroti Defisit Taspen dan Asabri, Dorong Percepatan Investasi Jangka Pendek
Foto: (Sumber: Anggota Komisi VI DPR RI, Herman Khaeron, saat Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR di Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Rabu (17/9/2025). Foto: Safitri/vel)

Pantau - Anggota Komisi VI DPR RI, Herman Khaeron, menegaskan bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus dikelola secara profesional dengan orientasi menghasilkan laba dan memberikan dividen untuk memperkuat fiskal negara, termasuk dalam pengelolaan dana pensiun seperti di PT Taspen dan Asabri.

Defisit Klaim Lebih Besar dari Premi, Negara Diminta Turun Tangan

Pernyataan tersebut disampaikan Herman dalam Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI ke Kabupaten Badung, Provinsi Bali, pada Rabu, 17 September 2025.

Herman menilai bahwa prinsip profesionalisme belum tercermin dalam pengelolaan dana pensiun oleh PT Taspen dan Asabri, terutama terkait ketidakseimbangan antara jumlah premi yang diterima dan nilai klaim yang harus dibayarkan setiap tahun.

“BUMN harus menghasilkan laba, memberikan deviden kepada negara untuk memperkuat fiskal negara. Nah ini tidak terjadi dalam skema-skema tunjangan hari tua, baik di Taspen maupun di Asabri,” ungkapnya.

Ia membeberkan bahwa di Taspen, nilai premi tahunan hanya sekitar Rp7 triliun, sementara nilai klaim mencapai Rp14 triliun.

“Tidak mungkin mengejar selisih setinggi itu hanya dengan manajemen keuangan biasa atau strategi bisnis finansial konvensional,” tegas Herman.

Tolak Kenaikan Premi, Dorong Inovasi Investasi

Herman menolak opsi menaikkan premi peserta, karena hal tersebut hanya akan menambah beban negara dan peserta jaminan hari tua.

Sebaliknya, ia mendorong strategi percepatan investasi jangka pendek untuk memutar dana premi secara lebih cepat dan efisien.

“Opsi satu misalkan dilakukan percepatan investasi yang lebih jangka pendek, kan bisa uangnya begitu premi masuk diputar lebih cepat,” jelasnya.

Menurutnya, defisit yang dialami Taspen dan Asabri tidak bisa dibiarkan berlarut-larut tanpa solusi konkret.

Ia menegaskan bahwa negara harus terlibat langsung dalam penyelesaian persoalan ini dan mendalami pola terbaik untuk perbaikan sistem dana pensiun.

“Ini yang saya kira harus didalami dulu. Sehingga kemudian kita bisa menemukan pola yang tepat... untuk perbaikan baik di Taspen maupun Asabri,” pungkasnya.

Penulis :
Aditya Yohan