
Pantau - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Adrian Irfani, menegaskan pentingnya kesiapan daerah dalam menghadapi ajang olahraga internasional, khususnya SEA Games 2025.
Kunjungan ke Surabaya dan Daerah Lain
Pernyataan tersebut disampaikan usai pertemuan Komisi X DPR RI dengan Wali Kota Surabaya, jajaran pemerintah daerah, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Jawa Timur, serta KONI Jawa Timur di Surabaya pada Kamis, 18 September 2025.
Fokus utama kunjungan itu adalah meninjau langsung kesiapan daerah dalam pembinaan atlet serta penguatan infrastruktur olahraga.
" Kami ke Surabaya dalam rangka banyak hal, terutama bidang keolahragaan. Kami ingin bertukar pikiran bagaimana mempersiapkan sejak dini cabang-cabang olahraga prestasi yang akan dipertandingkan di ajang-ajang dunia seperti SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade," ujar Lalu.
Selain Surabaya, Komisi X juga melakukan kunjungan ke beberapa daerah lain seperti Solo dan Bandung yang dikenal sebagai lumbung atlet penyumbang medali di level nasional maupun internasional.
Dorongan Implementasi DBON dan Isu Naturalisasi
Dalam kesempatan itu, Lalu menyoroti pentingnya implementasi Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022.
Ia mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk segera membuat aturan turunan seperti perwali dan pergub guna mendukung pelaksanaan DBON di tingkat lokal.
" Kami berharap Menpora yang baru bisa berinovasi, memperhatikan cabang olahraga prestasi seperti badminton, angkat besi, atletik, panjat tebing, bukan hanya sepak bola," tegasnya.
Lalu juga menekankan bahwa pembinaan atlet tidak cukup hanya fokus pada prestasi saat masih aktif, tetapi kesejahteraan pascapensiun juga merupakan tanggung jawab negara.
Mengenai naturalisasi atlet, Lalu menyatakan Komisi X mendukung langkah tersebut sebagai solusi jangka pendek, terutama untuk target lolos ke Piala Dunia 2026.
Ia menekankan naturalisasi tidak boleh menjadi kebijakan permanen.
" Setelah target jangka pendek tercapai, kami akan pastikan tidak ada lagi naturalisasi. Pembinaan atlet harus dilakukan sejak dini, bahkan bila perlu masuk ke dalam kurikulum pendidikan seperti di Jepang, China, dan Korea," jelasnya.
Bahas Program Menpora Baru dan Polemik Permenpora
Komisi X dalam waktu dekat juga akan mengundang Menpora baru untuk mendengar langsung program strategis yang akan dijalankan.
" Kami ingin mendengar langsung gagasan beliau, terutama dalam mempersiapkan Indonesia menghadapi event olahraga internasional, serta soal generasi muda penerus bangsa," ujarnya.
Terkait polemik Permenpora Nomor 14 Tahun 2024 yang menimbulkan dualisme organisasi olahraga, Lalu menyebut pihaknya telah meminta Kemenpora membentuk tim kecil untuk evaluasi.
" Jangan sampai gara-gara dualisme cabang olahraga, kita tidak bisa ikut event internasional atau malah di-ban oleh organisasi olahraga internasional," tegasnya.
Ia menambahkan, keputusan apakah Permenpora tersebut akan dicabut, diubah, atau diamendemen masih menjadi pembahasan bersama antara Komisi X dan Kemenpora.
" Tentu akan kita bicarakan bersama Menpora dan pihak-pihak terkait," pungkasnya.
- Penulis :
- Arian Mesa