Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Abdul Fikri Faqih Desak Pemerintah Sediakan Sistem Pendidikan Terintegrasi bagi Siswa Sekolah Olahraga

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Abdul Fikri Faqih Desak Pemerintah Sediakan Sistem Pendidikan Terintegrasi bagi Siswa Sekolah Olahraga
Foto: (Sumber: Anggota Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih. ANTARA/HO-DPR.)

Pantau - Anggota Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih, menekankan pentingnya perhatian serius terhadap siswa yang menempuh pendidikan di Sekolah Khusus Olahraga (SKO), mengingat mereka memiliki peran ganda sebagai pelajar dan atlet.

Dilema Pendidikan dan Prestasi Atlet

Fikri menyampaikan bahwa siswa SKO menghadapi dua kepentingan sekaligus, yaitu sebagai atlet dan pelajar, yang kerap kali saling berbenturan.

Ia menjelaskan bahwa padatnya jadwal latihan dan pertandingan membuat kesinambungan pendidikan para atlet terancam.

"Permasalahan utama terletak pada kesinambungan pendidikan atlet dengan jadwal latihan dan pertandingan yang padat. Undang-Undang Keolahragaan Nasional serta Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) perlu menjadi acuan dalam merumuskan kebijakan yang lebih komprehensif. Hal ini penting agar sistem pendidikan tidak berbenturan dengan kebutuhan atlet yang kerap harus mengikuti pemusatan latihan nasional (Pelatnas) dalam waktu lama," ungkapnya usai kunjungan kerja spesifik Komisi X ke Solo, Jawa Tengah.

Fikri menambahkan bahwa sistem pendidikan saat ini belum sepenuhnya sinkron dengan sistem pembinaan olahraga, terutama pada jenjang pendidikan menengah.

Akibatnya, banyak atlet yang tertinggal secara akademik, bahkan ada yang tidak naik kelas karena harus mengikuti Pelatnas selama satu semester penuh.

Situasi ini dinilainya sebagai dilema serius karena para siswa tersebut sedang menjalankan tugas mulia mengharumkan nama bangsa, namun hak atas pendidikan tetap harus dijamin.

Solo Jadi Contoh Praktik Baik Pendidikan Keolahragaan

Fikri mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Solo yang telah menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung pendidikan keolahragaan.

Ia menyoroti keberadaan Sekolah Khusus Olahraga (SKO) di jenjang SMP sebagai best practice yang patut dicontoh daerah lain.

"Kehadiran sekolah ini menjadi best practice yang patut dicontoh, karena mampu mengintegrasikan pendidikan formal dengan pembinaan prestasi olahraga sejak dini," ia menyatakan.

Namun, tantangan muncul saat siswa SKO melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA.

Meski Solo sudah menyediakan SMA dengan kelas khusus olahraga, fasilitas tersebut belum sepenuhnya menyelesaikan persoalan integrasi antara sistem pendidikan dan pembinaan atlet.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga telah menyiapkan beberapa SMA dengan kelas olahraga, namun sinkronisasi antara pendidikan dan kegiatan olahraga masih belum optimal.

Fikri berharap pemerintah pusat dapat menyusun kebijakan nasional yang memungkinkan integrasi kurikulum pendidikan dengan kebutuhan atlet.

Ia menegaskan bahwa dengan sistem terintegrasi, para atlet dapat tetap mengembangkan prestasi olahraga tanpa harus kehilangan hak atas pendidikan yang layak.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Ahmad Yusuf