
Pantau - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali menggelar ritual upacara Pemahayu Jagat, Mapekelem, dan Nangluk Merana di Pantai Seseh, Desa Adat Seseh, Cemagi, Kecamatan Mengwi, pada Kamis (11/9/2025), sebagai bentuk permohonan keselamatan dan keseimbangan alam setelah bencana banjir melanda Bali.
Upacara Pemahayu Jagat di Pantai Seseh
Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa bersama Ketua DPRD I Gusti Anom Gumanti hadir langsung dalam prosesi adat tersebut.
"Prosesi ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam secara niskala, serta memohon keselamatan agar Kabupaten Badung dan Pulau Bali terhindar dari bencana," ungkap Bupati Arnawa.
Upacara ini dimaknai sebagai wujud menjaga harmoni antara manusia dan alam semesta, dengan harapan memberi manfaat nyata bagi kelestarian alam dan kehidupan masyarakat Badung.
"Semoga apa yang kami lakukan ini berjalan lancar, serta membawa manfaat bagi semua. Inilah bentuk komitmen bersama dalam mewujudkan alam yang gemah ripah loh jinawi," tambahnya.
Refleksi dari Bencana Banjir
Bupati Arnawa menjelaskan banjir yang terjadi di Bali pada Rabu, 10 September 2025, menjadi momentum refleksi dalam memperbaiki cara pengelolaan lingkungan.
Ia menegaskan bahwa salah satu penyebab banjir adalah pembuangan sampah ke sungai dan aliran air yang mengakibatkan tersumbatnya saluran.
"Bagaimanapun, jika kami salah mengelola alam, dampaknya akan kembali kepada kita sendiri. Hal sederhana yang bisa kita lakukan bersama adalah membuang sampah pada tempatnya," ujarnya.
Ia berharap peristiwa banjir tersebut dapat menjadi pengingat bagi semua pihak untuk menjaga alam serta merenungkan berbagai kejadian yang telah dialami.
"Harapan kami, setelah pelaksanaan upacara ini kondisi jagat baik di Bali, Badung dapat menjadi lebih seimbang, harmonis, dan lestari," tutup Bupati Arnawa.
- Penulis :
- Shila Glorya