
Pantau - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, menyampaikan bahwa kader-kader yang bertugas mendistribusikan Makan Bergizi Gratis (MBG) akan mendapatkan alokasi anggaran pengganti transportasi sekitar Rp1.000 per satu ompreng makanan yang diantarkan.
Pernyataan tersebut disampaikan Wihaji dalam penjelasannya terkait teknis pelaksanaan program MBG di berbagai daerah.
"Kebetulan salah satu tugas Tim Pendamping Keluarga (TPK) atau kader-kader KB kita, kader posyandu, dan sebagainya itu untuk mendistribusikan (MBG) ada pembiayaannya, itu (anggarannya) macam-macam, tetapi kira-kira begini, sekitar seribu per orang," ungkapnya.
Kader Bisa Terima Rp400 Ribu per Bulan, Bergantung Geografis
Wihaji memberikan simulasi bahwa jika seorang kader membagikan makanan kepada 20 penerima setiap hari selama 20 hari kerja dalam sebulan, maka kader tersebut bisa menerima pengganti transportasi sebesar Rp400.000.
"Kalau satu orang seribu, berarti 20 ribu, dikalikan 20 hari, kira-kira Rp400 ribu, tetapi itu tergantung geografisnya, nanti ada yang kita bincangkan antara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dengan para penyuluh yang mandiri mendistribusikan, karena kewajibannya SPPG," jelasnya.
Ia menegaskan bahwa pengaturan besaran dana tersebut diserahkan kepada masing-masing SPPG di tiap provinsi, menyesuaikan kondisi dan kebutuhan lokal.
1,2 Juta Penerima Telah Terlayani, Target Capai 9,3 Juta
Saat ini, Kemendukbangga/BKKBN mencatat bahwa kader-kadernya telah mendistribusikan MBG kepada sekitar 1,2 juta sasaran.
Kelompok sasaran tersebut terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Program ini ditargetkan menjangkau hingga 9,3 juta penerima manfaat sampai akhir tahun 2025.
Wihaji menjelaskan bahwa Kemendukbangga/BKKBN memiliki tiga tugas utama dalam pelaksanaan MBG, yaitu:
- Mendata penerima MBG khusus untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
- Mendistribusikan makanan bergizi kepada sasaran.
- Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program di lapangan.
"Seandainya memang ada beberapa kasus itu maka saya kira nanti aturannya dijalankan dengan baik, tentu namanya juga program baru, kita terus berusaha semaksimal mungkin," ia menambahkan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf