
Pantau - Kementerian Agama melalui Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) secara resmi meluncurkan Harmony Award 2025 sebagai bentuk apresiasi terhadap pemerintah daerah dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang berkontribusi menjaga kerukunan antarumat beragama.
Peluncuran yang berlangsung di Jakarta pada Selasa ini menandai dimulainya proses penilaian terhadap 514 kabupaten/kota dan 38 FKUB provinsi di seluruh Indonesia.
"Acara hari ini pada prinsipnya adalah bagian dari apresiasi dan rekognisi kepada pemerintah daerah (pemda) dan juga FKUB yang ada di kabupaten/kota se-Indonesia," ungkap Kepala PKUB Kemenag, Adib Abdushomad.
Apresiasi untuk Daerah yang Konsisten Jaga Kerukunan
Adib menjelaskan bahwa penghargaan ini diberikan kepada pemda dan FKUB yang dinilai konsisten mendukung penguatan kerukunan serta aktif membina hubungan lintas agama.
Dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, tercatat 512 daerah telah memiliki FKUB.
Dua daerah yang belum membentuk FKUB adalah Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Tanah Datar di Provinsi Sumatera Barat.
Selain itu, Harmony Award 2025 juga menyasar 38 FKUB tingkat provinsi.
"Setelah kick off Harmony Award ini, tim akan mulai turun ke daerah. Berkas-berkas juga sudah mulai disampaikan untuk di-review," jelas Adib.
Penilaian dilakukan tidak hanya dari aspek komitmen verbal, tetapi juga berdasarkan bukti konkret seperti alokasi anggaran daerah untuk kegiatan kerukunan dan dukungan terhadap organisasi masyarakat keagamaan.
Melibatkan Akademisi dan LSM dalam Penilaian
Instrumen penilaian Harmony Award 2025 telah melalui proses uji coba dan dirancang secara kolaboratif.
Dalam penyusunannya, PKUB melibatkan organisasi masyarakat sipil seperti Setara Institute dan Wahid Foundation, serta akademisi dari Universitas Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa Kemenko PMK, Warsito, menyatakan bahwa kerukunan merupakan landasan penting bagi pembangunan nasional.
"Oleh karena itu kami tadi mengajak bahwa kerukunan ini syarat dasar untuk terlaksananya pembangunan dan juga menyejahterakan masyarakat," ujarnya.
Warsito menambahkan bahwa kerukunan antarumat beragama menjadi modal sosial yang menjadikan Indonesia kuat di tengah keberagaman yang mendapat perhatian dunia.
Ia menyebut ada tiga pilar utama dalam membangun relasi antarumat beragama di Indonesia, yaitu toleransi, kerja sama, dan kerukunan.
- Penulis :
- Aditya Yohan