
Pantau - Delapan panel pakar PBB menyerukan agar FIFA dan UEFA membekukan Israel dari seluruh kompetisi sepak bola internasional, menyusul dugaan genosida terhadap Palestina.
Desakan Internasional terhadap FIFA dan UEFA
Panel PBB, yang salah satunya beranggotakan Francesca Albanese selaku Pelapor Khusus PBB untuk hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki Israel, menilai tekanan politik terhadap Israel tidak lagi efektif.
“Jika akhirnya kartu merah dari UEFA diberikan kepada Israel, maka akan terasa ganjil jika FIFA tidak mengikutinya, karena akan membuat mereka terlihat berstandar ganda,” tegas salah satu pernyataan panel.
Desakan tersebut disampaikan pada Selasa, dan hanya dua hari berselang UEFA mengumumkan akan mengadakan pemungutan suara terkait larangan Israel mengikuti kompetisi Eropa.
Rapat UEFA dijadwalkan berlangsung pada pekan depan.
Israel Hadapi Ancaman Pengucilan Kedua Kalinya
Secara geografis, Israel berada di Asia namun bukan anggota Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).
Negara tersebut dikeluarkan dari AFC pada 1974 setelah negara-negara Arab dan Muslim menolak bertanding melawan mereka akibat pendudukan Palestina dan wilayah Arab lainnya.
Sejak 1994, Israel resmi bergabung dengan UEFA. Kini, hampir 50 tahun setelah dikeluarkan dari AFC, Israel kembali menghadapi ancaman pengucilan dari konfederasi sepak bola dengan alasan yang sama: agresi terhadap Palestina.
Gelombang Kecaman Global
Ancaman pengucilan ini muncul di tengah meningkatnya kecaman global terhadap Israel, termasuk dari sejumlah negara Barat yang baru-baru ini mengakui Negara Palestina secara resmi.
“Israel tentu kaget, apalagi perkembangan terkini itu terjadi setelah mereka dipermalukan oleh dunia belakangan ini, termasuk oleh langkah negara-negara Barat yang mengakui Negara Palestina, dan orkestra politik kolosal pro-Palestina di forum PBB awal pekan ini,” bunyi keterangan lanjutan terkait isu ini.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf