Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pendidikan Tinggi Didorong Bertransformasi Jadi Motor Sosial, Bukan Sekadar Pabrik Ijazah

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Pendidikan Tinggi Didorong Bertransformasi Jadi Motor Sosial, Bukan Sekadar Pabrik Ijazah
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Wisuda sarjana. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/foc..)

Pantau - Pendidikan tinggi di Indonesia dinilai perlu segera bertransformasi dari paradigma lama yang berfokus pada gelar menuju peran baru sebagai motor transformasi sosial dan pembangunan bangsa.

Tantangan dan Kelemahan Sistem

Inisiatif penerapan micro-credentials atau sertifikat modular yang diakui perusahaan global seperti Google dan IBM membuktikan bahwa jalur pendidikan tinggi tidak harus selalu panjang dan berujung pada ijazah.

Dorongan mengoptimalkan pesantren sebagai hub inovasi perdesaan dan pusat penyebaran teknologi tepat guna juga menegaskan bahwa aset budaya lokal dapat menjadi kunci transformasi pendidikan.

Meski negara telah mengalokasikan 20 persen APBN untuk pendidikan, efektivitas penggunaannya masih dipertanyakan karena masalah utama bukan jumlah dana, melainkan pemanfaatannya agar menciptakan terobosan yang berdampak.

Banyak penelitian perguruan tinggi masih berakhir di rak perpustakaan tanpa menyentuh kehidupan masyarakat, sementara jumlah paten perguruan tinggi rendah dan kontribusi riset terhadap PDB minim, menunjukkan adanya persoalan kualitas mendasar.

Laporan PISA yang menempatkan kemampuan literasi, numerasi, dan sains siswa Indonesia di papan bawah global menegaskan bahwa fondasi lulusan yang masuk perguruan tinggi masih lemah, sehingga kampus kesulitan mencetak lulusan adaptif, kreatif, dan resilien.

Tuntutan Masa Depan dan Arah Baru

World Economic Forum mencatat 44 persen keterampilan kerja akan terdisrupsi dalam lima tahun ke depan akibat perkembangan kecerdasan buatan dan teknologi baru.

Namun, kurikulum yang kaku dan ekosistem riset yang terisolasi membuat perguruan tinggi lebih menyerupai "menara gading" dibandingkan berfungsi sebagai "jangkar pembangunan lokal".

John Dewey dalam bukunya Democracy and Education mengingatkan bahwa pendidikan yang gagal terkoneksi dengan realitas sosial hanya akan melahirkan "pengetahuan yang mati".

Karena itu, pendidikan tinggi didorong untuk segera melampaui paradigma lama demi memenuhi harapan Presiden Prabowo Subianto agar perguruan tinggi memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan bangsa, sejalan dengan visi Asta Cita.

Penulis :
Ahmad Yusuf