
Pantau - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa meninjau proses penyerapan anggaran dari penempatan dana pemerintah sebesar Rp55 triliun di kantor BNI pada Senin, 29 September 2025.
Tinjauan Penyaluran Kredit
Purbaya menjelaskan kunjungannya bertujuan memastikan penyaluran dana benar-benar mendorong kredit produktif.
"Saya datang ke bank itu untuk memastikan mereka bisa menyalurkan kredit itu. Saya ingin tahu juga proyeksi kredit mereka seperti apa ke depan," ungkapnya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa.
Ia menegaskan kunjungan tersebut juga dilakukan agar bank tidak menggunakan dana pemerintah untuk membeli dolar AS yang berpotensi melemahkan nilai tukar rupiah.
Selain BNI, Purbaya menambahkan dirinya akan melakukan pemeriksaan ke bank-bank Himbara lain secara acak.
"Saya akan cek bank yang lain juga seperti itu, secara random," ujarnya.
Berdasarkan KMK Nomor 276 Tahun 2025, penempatan dana pemerintah di lima bank Himbara terdiri dari Rp55 triliun di Bank Mandiri, BNI, dan BRI, Rp25 triliun di BTN, serta Rp10 triliun di BSI.
Dampak Kebijakan Penempatan Dana
Dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi September 2025, Purbaya menyebut kebijakan penempatan dana Rp200 triliun di lima bank sudah menunjukkan dampak positif.
Ia mencontohkan efektivitas kebijakan tersebut melalui cerita dari pengacara Hotman Paris yang mengeluhkan penurunan bunga deposito.
"Pak Hotman Paris protes sama saya. Waktu dia memperpanjang depositonya, bunga jadi turun, dia jadi rugi katanya. Memang itu tujuan saya. Biar dia belanja lagi, jadi ekonomi jalan," kata Purbaya.
Menurutnya, penempatan kas negara dengan bunga rendah di bank komersial tidak ditujukan untuk program pembangunan dengan sasaran tertentu, melainkan untuk memperkuat likuiditas, menurunkan biaya dana (cost of fund), serta mendorong pertumbuhan kredit, konsumsi, dan investasi.
"Itu merupakan konfirmasi bahwa kebijakan kita mulai jalan," ucap Purbaya.
- Penulis :
- Shila Glorya