
Pantau - Indonesia dan Swiss meningkatkan kerja sama ekonomi melalui penyelenggaraan the 11th Joint Economic and Trade Commission (JETC) di Jakarta pada Senin, 29 September 2025.
Pertemuan Tingkat Tinggi Bahas Isu Strategis
Informasi ini disampaikan melalui keterangan pers Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bern, Swiss, pada Selasa, 30 September 2025.
Pertemuan dipimpin oleh Direktur Jenderal Hubungan Ekonomi dan Kerja Sama Pembangunan Kementerian Luar Negeri RI, Dubes Daniel Tumpal Simanjuntak, serta Kepala Hubungan Ekonomi Bilateral Kementerian Ekonomi Swiss, Dubes Andrea Rauber Saxer.
Pertemuan membahas langkah konkret untuk memaksimalkan kerja sama ekonomi Indonesia-Swiss.
Isu strategis yang diangkat antara lain kerja sama teknologi kesehatan dan farmasi, pengolahan mineral jarang (critical mineral), infrastruktur hijau, peningkatan perdagangan dan investasi berdasarkan perjanjian Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), serta perjanjian Indonesia-Swiss Bilateral Investment Treaty (BIT).
Potensi Besar Perdagangan dan Investasi
Hubungan ekonomi Indonesia-Swiss dinilai sangat potensial, khususnya pada perdagangan dan investasi yang terus meningkat setiap tahun.
Swiss merupakan mitra pertama Indonesia di Eropa dalam CEPA dan BIT.
Pada sektor perdagangan, nilai perdagangan Indonesia-Swiss selama 6 bulan pertama tahun 2025 mencapai USD 3,14 miliar (sekitar Rp 52,4 triliun).
Angka tersebut meningkat lebih dari 100 persen dibandingkan 2024, dengan surplus bagi Indonesia lebih dari USD 2,5 miliar (sekitar Rp 41,7 triliun).
Swiss juga menjadi investor asing terbesar ke-12 bagi Indonesia, dan terbesar kedua dari Eropa.
Investasi Swiss pada 2024 mencapai USD 244,9 juta (sekitar Rp 4,08 triliun).
Minat investasi Swiss terus meningkat, terutama pada sektor industri kecil dan menengah berbasis teknologi, termasuk teknologi rendah karbon.
Pertemuan JETC dinilai strategis di tengah ketidakpastian ekonomi global, karena potensi kedua negara masih besar untuk saling dimanfaatkan.
Indonesia dianggap bernilai tinggi bagi Swiss karena memiliki posisi strategis, menjadi pintu gerbang perdagangan ke ASEAN dan kawasan yang lebih luas termasuk dalam kerangka RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) Agreement, serta berperan sebagai basis produksi kompetitif dan potensial untuk diversifikasi rantai pasok global.
Swiss dinilai sebagai mitra potensial dari Eropa berkat kekuatan ekonomi dan teknologinya.
Kedua negara memiliki dasar hukum kuat melalui CEPA dan BIT.
Pertemuan JETC ini juga menjadi persiapan untuk kunjungan Menteri Federal Bidang Ekonomi Swiss, Guy Parmelin, ke Indonesia pada 30 September–3 Oktober 2025.
Kunjungan tersebut akan melibatkan lebih dari 22 CEO perusahaan besar asal Swiss.
Partisipasi aktif sektor swasta dalam kunjungan itu diharapkan mendorong peningkatan hubungan ekonomi kedua negara secara konkret.
- Penulis :
- Leon Weldrick