
Pantau - Indonesia menyambut positif usulan Gambia untuk meningkatkan kerja sama di bidang peningkatan kapasitas diplomat, penjajakan pengiriman pasukan pemelihara perdamaian, hingga penguatan sektor pendidikan dan pertanian.
Pertemuan Bilateral di New York
Pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono dan Menlu Gambia Sering Modou Njie berlangsung pada 29 September 2025 di sela Sidang Umum PBB ke-80 di New York.
Sugiono menyatakan komitmen Indonesia untuk mendukung penguatan kapasitas diplomat Gambia.
"Sebagai faraway neighbour, Indonesia siap untuk mendukung peningkatan kapasitas diplomat Gambia," ungkapnya.
Selain itu, Sugiono menyambut baik usulan kerja sama militer dan keamanan maritim, khususnya dalam menghadapi migrasi tidak teratur serta praktik illegal, unreported, and unregulated (IUU fishing).
Ia menegaskan bahwa usulan kerja sama di bidang lain akan ditindaklanjuti bersama kementerian dan lembaga terkait di Indonesia.
Apresiasi dan Kerja Sama Jangka Panjang
Menlu Gambia Njie menyampaikan apresiasi atas dukungan Indonesia ketika Gambia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam.
Njie juga memberikan penghargaan atas kontribusi Indonesia di bidang pendidikan dan pertanian, termasuk pendirian pusat pelatihan di Gambia.
Indonesia dan Gambia sepakat memperkuat hubungan persahabatan dan kerja sama, baik secara bilateral maupun multilateral.
Hubungan diplomatik Indonesia dan Gambia telah terjalin sejak 1982, diwakili KBRI Dakar untuk Indonesia dan perwakilan Gambia di New Delhi.
Sebagai bentuk nyata kerja sama, Indonesia mendirikan Balai Pelatihan Pertanian (Agriculture Rural Farmers Training Center/ARFTC) di Jenoi pada 14 Juli 1998.
Balai pelatihan tersebut berdiri di lahan seluas 6,6 hektar dan telah melatih ribuan petani dari Gambia maupun negara lain di sekitarnya, seperti Senegal, Mali, Niger, Sierra Leone, Guinea Bissau, dan Guinea Conakry.
- Penulis :
- Leon Weldrick