Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Waspada Campak pada Anak: Dokter Ingatkan Risiko Komplikasi hingga Imbau Lengkapi Imunisasi

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Waspada Campak pada Anak: Dokter Ingatkan Risiko Komplikasi hingga Imbau Lengkapi Imunisasi
Foto: (Sumber: Petugas medis menyiapkan vaksin Measles-Rubella (MR) atau campak dalam pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di SDN Beran 5, Ngawi, Jawa Timur, Kamis (4/9/2025). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/nz/am.)

Pantau - Dokter Spesialis Anak, Dr. dr. Dominicus Husada, DTM&H, MCTM(TP), Sp.A(K), mengingatkan masyarakat untuk tidak menganggap remeh gejala awal campak pada anak karena dapat menyebabkan komplikasi serius yang membahayakan kesehatan.

"Gejala awal campak seringkali dianggap sepele karena mirip flu," ungkapnya.

Gejala tersebut antara lain demam, batuk, pilek, yang kemudian diikuti dengan munculnya ruam di seluruh tubuh.

Komplikasi Serius dan Pentingnya Imunisasi Lengkap

Jika tidak tertangani dengan baik, campak dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius seperti pneumonia, diare berat, radang otak (ensefalitis), hingga risiko kecacatan permanen dan kematian.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah merekomendasikan jadwal imunisasi campak-rubella (MR) atau MMR untuk mencegah penyakit ini.

Dosis pertama diberikan pada usia 9 bulan dengan vaksin MR, dilanjutkan dosis kedua pada usia 15–18 bulan, dan dosis ketiga atau booster pada usia 5–7 tahun.

Apabila anak belum menerima vaksin MR hingga usia 12 bulan, maka vaksin MMR dapat diberikan sebagai dosis pertama.

Di Indonesia, interval pemberian vaksin dilakukan setiap 6 bulan antara dosis pertama dan kedua.

Jika anak telah menerima vaksin MR di usia 9 bulan, maka vaksin MMR dapat diberikan sebagai booster pada usia 18 bulan.

"Dengan mengikuti jadwal imunisasi secara lengkap, anak memiliki peluang lebih besar untuk terlindungi dari campak, serta berkurangnya risiko komplikasi yang dapat terjadi akibat gondongan dan rubella," jelas dr. Dominicus.

Pencegahan Penularan dan Lonjakan Kasus di Beberapa Wilayah

Orang tua juga diminta aktif mencegah penularan campak dengan menghindari kontak langsung dengan penderita.

"Ingat, penyakit ini sangat menular, dan mudah menyebar bahkan ketika penderita bernapas," tegas dr. Dominicus.

Langkah pencegahan lainnya meliputi menjaga kebersihan diri dan lingkungan, rutin mencuci tangan, memastikan ventilasi ruangan baik, serta meningkatkan daya tahan tubuh anak melalui pola makan bergizi, tidur cukup, dan aktivitas fisik teratur.

Country Medical Lead MSD Indonesia, dr. Amrilmaen Badawi, turut mengajak masyarakat untuk memeriksa kembali status imunisasi anak.

“Pastikan dosis MMR lengkap, dan bersama-sama kita lindungi anak-anak kita agar tumbuh menjadi generasi yang sehat dan kuat,” ajaknya.

Data Kementerian Kesehatan per Agustus 2025 menunjukkan adanya 46 Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di berbagai wilayah Indonesia.

Jawa Timur menjadi salah satu provinsi dengan kasus tertinggi, termasuk Kabupaten Sumenep yang mencatat 2.139 kasus suspek campak, 205 kasus terkonfirmasi laboratorium, dan 20 anak meninggal dunia.

Kementerian Kesehatan juga menyampaikan bahwa cakupan imunisasi campak saat ini masih jauh dari target 95 persen yang diperlukan untuk membentuk herd immunity atau kekebalan kelompok.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Ahmad Yusuf