
Pantau - Sepanjang bulan September 2025, wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) tercatat mengalami 403 kejadian gempa bumi, menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirinci oleh BMKG Stasiun Geofisika Mataram.
Mayoritas Gempa Berkekuatan Rendah dan Tidak Terasa
Sebagian besar dari gempa tersebut memiliki kekuatan di bawah 3 magnitudo dan kedalaman dangkal kurang dari 60 kilometer.
Dari total 403 kejadian, hanya dua gempa bumi yang dirasakan masyarakat di wilayah NTB.
Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Sumawan, menyampaikan bahwa dua gempa tersebut terjadi pada 24 dan 25 September 2025.
Gempa pertama terjadi pada 24 September 2025 pukul 03.54 WITA.
Gempa ini berkekuatan 4,8 magnitudo dan berpusat di wilayah Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, dengan kedalaman 34 kilometer.
Guncangan gempa pertama dirasakan di Kota Bima dan Sumbawa dengan intensitas II MMI.
Gempa kedua terjadi pada 25 September 2025 pukul 17.04 WITA, berlokasi di timur laut Kabupaten Banyuwangi.
Gempa ini memiliki kekuatan 5,3 magnitudo dan kedalaman 12 kilometer.
Guncangannya terasa hingga ke Kota Mataram, NTB dengan skala II MMI.
Aktivitas Seismik Didominasi Zona Subduksi dan Patahan Flores
BMKG membagi hasil analisa gempa bumi selama bulan tersebut dalam empat kategori utama: magnitudo, frekuensi kejadian, kedalaman, dan sumber dominan penyebab gempa.
Berdasarkan grafik frekuensi harian, jumlah gempa terbanyak tercatat pada 27 September 2025 dengan 31 kejadian dalam sehari.
Secara rinci, jumlah kejadian gempa menurut kekuatan adalah sebagai berikut:
- 336 gempa berkekuatan kurang dari 3 magnitudo
- 66 gempa berkekuatan antara 3 hingga kurang dari 5 magnitudo
- 1 gempa berkekuatan lebih dari 5 magnitudo
- Sementara itu, kedalaman gempa terbagi menjadi:
- 303 kejadian dengan kedalaman kurang dari 60 kilometer
- 100 kejadian dengan kedalaman antara 60 hingga 300 kilometer
BMKG mencatat bahwa aktivitas gempa bumi di NTB sepanjang bulan September didominasi oleh dua sumber utama.
Pertama, zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang bertemu dengan Lempeng Eurasia.
Kedua, segmen Sumbawa dari patahan belakang busur Flores atau Flores Back Arc Thrust.
"Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," imbau Sumawan.
- Penulis :
- Aditya Yohan