Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Libya dan Indonesia Bentuk Komite Gabungan untuk Perkuat Konsultasi Ekonomi Bilateral

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Libya dan Indonesia Bentuk Komite Gabungan untuk Perkuat Konsultasi Ekonomi Bilateral
Foto: Kepala pemerintahan sementara Libya Abdul Hamid Dbeibah menghadiri konferensi pers di markas Komisi Pemilihan Umum Nasional di Tripoli, Libya pada 21 November 2021 (sumber: Xinhua)

Pantau - Pemerintah Persatuan Nasional Libya (Government of National Unity/GNU) mengumumkan telah mencapai kesepakatan dengan Indonesia untuk membentuk komite gabungan yang bertujuan memperkuat konsultasi ekonomi antara kedua negara.

Pertemuan Tingkat Tinggi di Tripoli

Pengumuman tersebut disampaikan pada Minggu, 5 Oktober 2025, berdasarkan laporan Kantor Berita Libya (Libyan News Agency/LNA).
Kesepakatan dicapai melalui pertemuan antara Perdana Menteri GNU Libya Abdul-Hamid Dbeibah dan Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Muhammad Anis Matta yang tengah melakukan kunjungan resmi ke Tripoli, ibu kota Libya.
Dalam pertemuan itu, kedua pihak membahas kerja sama bilateral di berbagai bidang, termasuk pembentukan mekanisme konsultasi rutin melalui komite gabungan.
Selain itu, disepakati pula rencana penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) di sektor investasi, energi, pendidikan, dan budaya.
Kedua negara juga melakukan penjajakan peluang kerja sama di sektor infrastruktur, perdagangan, dan jasa.

Komite Teknis Gabungan dan Forum Ekonomi

GNU Libya dan Pemerintah Indonesia sepakat membentuk komite teknis gabungan yang akan menangani berkas-berkas ekonomi tertunda antara kedua negara.
Komite tersebut juga akan menyelesaikan kewajiban sebelumnya dengan cara yang dapat memperkuat kepercayaan dan membangun dasar bagi kerja sama ekonomi berkelanjutan.
Selain aspek ekonomi, kedua negara juga menyatakan minat untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang kesehatan, transportasi, serta pengelolaan pelabuhan dan bandara.
Pemanfaatan keahlian Indonesia dalam pengelolaan fasilitas penting serta pengembangan kompetensi teknis juga menjadi bagian dari pembahasan.
Abdul-Hamid Dbeibah menegaskan, "Libya berkeinginan memperluas kemitraan dengan negara-negara besar di Asia dan negara-negara Islam," ungkapnya.
Ia juga menyambut baik rencana untuk menyelenggarakan forum ekonomi bersama di Tripoli atau Jakarta dalam waktu dekat, guna mengaktifkan kerja sama praktis antara kedua negara.
Dalam pertemuan terpisah pada Sabtu, 4 Oktober 2025, dengan Presiden Dewan Kepresidenan Libya Mohamed Al-Menfi, Anis Matta menyampaikan keinginan Indonesia untuk menjalin kemitraan strategis dengan Libya.
Anis Matta tiba di Tripoli pada Jumat, 3 Oktober 2025, dalam kunjungan resmi selama empat hari untuk membahas pengembangan hubungan bilateral Indonesia-Libya.

Penulis :
Arian Mesa