
Pantau - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur mengirimkan 14 sampel DNA terakhir korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, ke Laboratorium Markas Besar (Mabes) Polri di Jakarta, Rabu, 8 Oktober 2025.
Pengiriman Tahap Akhir Sampel DNA
Kabiddokkes Polda Jawa Timur, Kombes Pol M. Khusnan Marzuki, menyampaikan bahwa pengiriman tersebut menjadi tahap terakhir dari proses pengumpulan data biologis korban.
“Khusus hari ini, tadi pagi ada 14 sampel DNA korban, dan itu terakhir. Mudah-mudahan tidak ada lagi kiriman dari Sidoarjo,” ungkapnya di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya.
Khusnan menegaskan bahwa proses identifikasi berjalan lancar dan tidak mengalami kendala berarti.
“Bagi kami, DVI Polda Jatim tidak ada kendala pada prinsipnya. Kita melakukan sesuai kaidah-kaidah DVI internasional,” ia mengungkapkan.
Menurutnya, seluruh proses dilaksanakan sesuai standar internasional agar hasil identifikasi setiap jenazah valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Proses Identifikasi dan Pencocokan Data
Proses identifikasi dilakukan dengan mencocokkan data antemortem dan post mortem dari setiap korban.
Data antemortem dan post mortem tersebut meliputi data primer seperti gigi dan rambut, serta data sekunder seperti pakaian dan barang pribadi.
“Tes DNA juga dilakukan untuk memastikan hasilnya akurat,” tambah Khusnan.
Hingga Selasa, 7 Oktober 2025, tim DVI telah menerima 67 kantong jenazah korban ambruknya Ponpes Al Khoziny.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 34 jenazah telah berhasil teridentifikasi.
Saat ditanya apakah seluruh korban yang telah teridentifikasi merupakan santri, Khusnan enggan memberikan perincian lebih lanjut.
“Kami hanya mengidentifikasi berdasarkan kepemilikan keluarga. Soal santri atau bukan, itu bukan wewenang kami,” ujarnya.
Upaya Maksimal untuk Kepastian Identitas
Seluruh jenazah korban dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya untuk proses identifikasi lanjutan sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.
Proses identifikasi dan pengiriman sampel DNA ini dilakukan guna memastikan keakuratan data serta membantu keluarga mengenali korban dengan sah secara ilmiah.
- Penulis :
- Arian Mesa