Tampilan mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Puan Maharani Lepas Delapan Pemain Muda ke Portugal, Dukung Program Sepak Bola Korea–Korea Seleção

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Puan Maharani Lepas Delapan Pemain Muda ke Portugal, Dukung Program Sepak Bola Korea–Korea Seleção
Foto: (Sumber: Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani saat bertemu 8 pemain sepak bola muda penerima beasiswa KKS di Gedung Nusantara III. Foto: Sari/vel.)

Pantau - Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani bertemu dan melepas delapan pemain muda Indonesia penerima beasiswa sepak bola Korea–Korea Seleção (KKS) yang akan berlatih dan bersekolah di Portugal selama satu tahun.

Pertemuan berlangsung hangat di ruang pimpinan DPR Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, pada Rabu, 8 Oktober 2025.

Puan mengajak para pemain makan siang bersama sembari memberikan motivasi dan semangat menjelang keberangkatan mereka ke luar negeri.

Program KKS merupakan kolaborasi antara Bambang Wuryanto (Bambang Pacul), Coach Justin (Justinus Lhaksana), dan Faisal Xavier, mantan pemain timnas Portugal.

Delapan pemain terpilih dalam program ini adalah Agha, Dio, Indra, Zuhdan, Mufid, Farrel, Wisnu, dan Maulana Fadli.

Program KKS, Langkah Awal Menuju Kebangkitan Sepak Bola Indonesia

Puan menyampaikan komitmen DPR RI dalam mendukung pembinaan sepak bola sejak usia dini sebagai fondasi pengembangan sepak bola nasional.

“Sepak bola adalah olahraga tim. Di lapangan, bukan hanya kemampuan individu yang penting, tapi juga bonding dan chemistry untuk membentuk tim yang solid,” katanya.

Ia berharap program KKS menjadi titik balik kebangkitan sepak bola Indonesia.

Puan juga meminta pemerintah, khususnya Kemenpora dan Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI, agar serius memanfaatkan potensi para pemain muda sepulang dari Portugal.

“Kita sudah sekolahkan mereka jauh-jauh ke Portugal. Jangan sampai setelah kembali, talenta ini justru tidak dimanfaatkan oleh Indonesia. Saya minta ini juga disampaikan ke Pak Erick dan Kemenpora,” tegasnya.

Ia memberi semangat agar para pemain belajar sungguh-sungguh, menjaga kesehatan, dan membanggakan keluarga serta Indonesia.

“Senang tidak adik-adik akan belajar sepak bola selama setahun ke Portugal? Senang ya pasti. Ini kesempatan yang bagus sekali,” ujarnya.

Dari Jawa Tengah ke Portugal, Sepak Bola Jadi Harapan Keluarga

Program KKS dimulai pada tahun 2024 di Provinsi Jawa Tengah dengan menyeleksi lebih dari 2.410 pemain U-15 dari enam karesidenan.

Sebanyak 17 pemain terbaik dikirim untuk uji coba ke Portugal, dan delapan di antaranya kemudian menerima beasiswa penuh selama satu tahun.

Beasiswa mencakup pelatihan di klub profesional, pendidikan sekolah, akomodasi, dan pendampingan penuh, serta didukung oleh Kedutaan Besar RI di Portugal.

“Saya apresiasi gotong royong semua pihak yang memungkinkan adik-adik kita ini akan bisa berangkat ke Portugal,” ungkap Puan.

Istilah “korea-korea” secara budaya merujuk pada semangat tinggi masyarakat kelas menengah ke bawah di Jawa untuk memperbaiki kehidupan melalui kerja keras.

Bambang Pacul menyebut KKS sebagai program pertama di Indonesia yang membuka jalur internasional bagi pemain usia muda sesuai regulasi FIFA.

“Ini bukti bahwa pembinaan yang benar bisa menghasilkan pemain hebat. Ingat selalu doa dan restu orang tua, serta fokus belajar agar cita-cita kalian tercapai,” katanya.

Coach Justin juga menyampaikan bahwa awalnya para pemain Indonesia diremehkan klub Portugal, bahkan dianggap setara pemain usia 11 tahun.

Namun, Tim KKS membuktikan kualitasnya dengan kemenangan 7–2 atas salah satu klub terbaik di Kota Lisbon.

“Program KKS sudah terbukti. Kalau dilatih dengan benar, pemain Indonesia bisa bersaing di level internasional,” jelasnya.

Simbol Kepercayaan dan Harapan Bangsa

Orangtua Maulana Fadli mewakili para wali murid menyampaikan rasa syukur dan kebanggaan atas keberhasilan anak-anak mereka.

“Saya bangga dengan apa yang dicapai anak saya melalui program KKS. Ini kesempatan luar biasa,” ucapnya.

Puan turut menyampaikan selamat kepada para orangtua yang anaknya terpilih ke Portugal.

“Untuk para orangtua saya juga ucapkan selamat, karena pasti bangga anak-anaknya sudah terpilih untuk berangkat ke Portugal. Mungkin nanti para orangtua akan kangen dengan anak-anaknya. Tapi ditahankan sedikit rasa kangennya dan kita sama-sama doakan dukung mereka berdelapan mendapat pengalaman dan ilmu yang terbaik di Portugal,” ungkapnya.

Ia juga menekankan pentingnya sepak bola sebagai olahraga pemersatu bangsa.

“Apalagi kalau sudah Timnas bermain itu hampir semua mata melekat ke layar untuk nonton pertandingannya. Saya aja merinding kalau setelah setiap pertandingan sepakbola Timnas di kandang lalu mendengar lagu Tanah Airku dinyanyikan bersama-sama oleh satu stadion,” katanya.

Puan berpesan agar para pemain memanfaatkan kesempatan ini dengan maksimal dan menjaga nama baik bangsa.

“Serap ilmu sebanyak mungkin karena Insyaallah kalian yang akan menjadi masa depan sepak bola Indonesia. Oleh karena itu tolong juga agar kalian menjaga nama baik Indonesia di sana. Dan yang utama adalah selalu bersyukur dan membuat orangtua kalian bangga dengan perkembangan kalian di sana nanti,” pesannya.

Sebagai simbol kepercayaan, Puan menyerahkan bendera Merah Putih kepada salah satu pemain untuk dibawa ke Portugal.

Ia juga menerima jersey bertuliskan namanya dari para pemain sebagai kenang-kenangan.

Latar Belakang Keluarga Para Pemain

  • Agha: anak dari Anton dan Dwi, manajer pabrik tembakau
  • Dio: anak dari Sugeng dan Poninten, pekerja mebel
  • Indra: anak dari Enjang (orang tua tunggal), keamanan terminal
  • Zuhdan: anak dari Tarjono dan Damiroh, penjual kue di pasar
  • Mufid: anak dari Fajar dan Rohmah, guru SMK
  • Farrel: anak dari Ayu (orang tua tunggal), penjual toko kelontong
  • Wisnu: anak dari Nyoto dan Dahlia, pengusaha knalpot motor
  • Maulana Fadli: anak dari Ayu (orang tua tunggal), penjual kerupuk


 

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Tria Dianti