billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BMKG: Sistem Deteksi Tsunami Nasional Berhasil Respons Cepat Gempa M7,4 di Laut Filipina

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

BMKG: Sistem Deteksi Tsunami Nasional Berhasil Respons Cepat Gempa M7,4 di Laut Filipina
Foto: (Sumber: Peta ancaman Waspada potensi tsunami dalam pemodelan TOAST di perairan Talaud, Sulawesi Utara, usai gempa tektonik bermagnitudo 7,4 yang terjadi di Laut Filipina, Jumat (10/10/2025) ANTARA/HO-Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG)

Pantau - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa sistem deteksi dini tsunami nasional bekerja efektif dalam merespons gempa berkekuatan magnitudo 7,4 yang terjadi di Laut Filipina pada Jumat pagi, 10 Oktober 2025.

Gempa terjadi pada pukul 08.43.58 WIB dengan episenter di koordinat 7,23° LU dan 126,83° BT, sekitar 275 km barat laut Pulau Karatung, Sulawesi Utara, dengan kedalaman 58 km.

Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengungkapkan bahwa sistem tsunami gauge berhasil merekam perubahan muka laut hanya dalam hitungan menit.

"Sistem berhasil mengonfirmasi adanya kenaikan permukaan air laut yang relevan dengan hasil pemodelan," ujarnya.

Anomali Laut Terdeteksi Cepat, Status Waspada Diberlakukan

Dalam waktu kurang dari 30 menit setelah gempa, alat ukur muka air laut yang tersebar di sejumlah lokasi seperti Essang, Beo, Melonguane, Ganalo, Sangihe (Sulawesi Utara), serta Morotai dan Halmahera Barat (Maluku Utara), berhasil mencatat anomali muka laut.

BMKG mencatat ketinggian gelombang tertinggi sebesar 17 cm di Essang, Kabupaten Talaud, sementara di lokasi lain berkisar antara 5 hingga 11 cm.

Meski tergolong sebagai tsunami minor, sistem deteksi dini dianggap mampu bekerja sesuai standar internasional dalam memberikan konfirmasi dan validasi atas potensi ancaman.

BMKG menyebut bahwa gempa disebabkan oleh aktivitas patahan naik pada zona subduksi Laut Filipina.

Status Waspada diberlakukan untuk wilayah pesisir Kepulauan Talaud, Kota Bitung, Minahasa Utara bagian selatan, Minahasa bagian selatan, dan Supiori di Papua.

Koordinasi cepat antara BMKG, BNPB, dan BPBD daerah memungkinkan informasi peringatan potensi tsunami segera disampaikan kepada masyarakat.

BMKG mengimbau masyarakat di wilayah pesisir yang terdampak agar tetap tenang, waspada, dan mengikuti informasi resmi dari pemerintah hingga peringatan dinyatakan berakhir.

Penulis :
Ahmad Yusuf