
Pantau - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bersama Pemerintah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman terus membahas rencana pengelolaan sampah menggunakan sistem waste to energy sebagai solusi penanganan sampah regional.
Target 1.000 Ton Sampah Per Hari Masih Dikoordinasikan
Sistem waste to energy atau PSEL (Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik) rencananya akan dikelola oleh pihak swasta, Danantara.
Sistem ini memerlukan minimal 1.000 ton sampah per hari untuk dapat beroperasi dan menghasilkan listrik secara optimal.
Proses pengolahan dilakukan melalui insinerasi atau pembakaran sampah yang menghasilkan panas, kemudian diubah menjadi uap untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik.
Listrik yang dihasilkan dari pengolahan tersebut nantinya akan dibeli oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).
"Kan itu proyek nasional, akan tetapi masing-masing kabupaten dan kota terutama tiga daerah, Bantul, Yogyakarta dan Sleman, harus bisa setor sampah minimal 1.000 ton per hari untuk menggerakkan mesin itu agar menghasilkan listrik," ujar perwakilan dari Pemkab Bantul.
Namun, Bupati Bantul belum bisa memberikan kepastian penuh terkait keterlibatan wilayahnya karena diskusi masih berlangsung.
"Saya belum bisa berkomentar banyak tentang waste to energy itu, karena masih terus dibahas, dan ini kan menyangkut tiga kabupaten. Ada Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Sleman," ujarnya.
Tantangan: Bantul Hanya Sumbang 30 Ton Sampah Per Hari
Pemkab Bantul menghadapi tantangan karena volume sampah yang dihasilkan relatif kecil akibat keberhasilan program pengelolaan sampah mandiri.
Saat ini, jumlah sampah tidak terkelola atau sampah liar di Bantul hanya sekitar 30 ton per hari.
Di sisi lain, Kota Yogyakarta masih memiliki sekitar 150 ton sampah per hari yang perlu ditangani, sementara Kabupaten Sleman disebut sebagai wilayah yang paling banyak memproduksi sampah.
Koordinasi lintas wilayah menjadi kunci untuk memenuhi kebutuhan pasokan minimal 1.000 ton sampah per hari.
"Karena, kalau Bantul sendiri tidak mungkin menyediakan 1.000 ton per hari. Harus tambah dari Yogyakarta dan Sleman, yang itu nanti akan dihitung, Sleman bisa setor sampah berapa, kota berapa, dan Bantul berapa," jelasnya.
Meskipun belum ada kepastian final, diskusi antar kepala daerah terus berlanjut.
"Kalau kepastiannya belum, ini baru diskusi. Baru beberapa hari lalu saya ketemu Bupati Sleman, ketemu Wali Kota Yogyakarta. Kami baru ngobrol ringan, akan tetapi pengerucutannya nanti beberapa hari lagi," ujarnya.
Saat ini, Pemkab Bantul tetap melanjutkan investasi sarana dan program pengelolaan sampah mandiri sambil menunggu kejelasan terkait implementasi sistem waste to energy.
- Penulis :
- Aditya Yohan