
Pantau - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menegaskan pentingnya diferensiasi dan city branding yang unik dalam pengembangan sektor ekonomi kreatif dan pariwisata daerah.
Dalam pidato kuncinya di acara The Top Tourism Leaders Forum yang digelar di Hall 9, Nusantara International Convention Exhibition (NICE), Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Tangerang, Banten, pada Minggu, Bima menyampaikan bahwa setiap daerah memiliki potensi wisata yang dapat diangkat jika dikelola dengan komitmen dan visi yang jelas oleh kepala daerah.
Ia menekankan bahwa dengan adanya 514 kabupaten/kota di Indonesia, seharusnya terdapat 514 identitas dan karakter yang berbeda sebagai nilai jual pariwisata lokal.
“Citra daerah tidak boleh stagnan hanya karena terus menggunakan tagline yang sama atau meniru daerah lain,” ungkapnya.
City Branding Perlu Dukungan Semua Pihak
Bima menyebut pentingnya diskusi terbuka antara pelaku branding profesional dan pemerintah daerah untuk merumuskan citra kota yang kuat dan berdampak langsung pada sektor pariwisata.
“Bapak-Ibu yang sangat paham branding, tolong ajari, tolong tukar pikiran, tolong diskusi dengan para aparat, kepala dinas pariwisata, dan juga kepala daerah tentang city branding karena ini kaitannya dengan pariwisata kuat sekali. City branding ini adalah citra,” ia mengungkapkan.
Mengambil contoh Kota Bogor saat dirinya menjabat sebagai Wali Kota, Bima menceritakan pengalamannya membangun destinasi wisata baru di kawasan Mulyaharja yang semula merupakan salah satu kelurahan termiskin di kota tersebut.
“Kita bekerja keras melibatkan warga, mengedukasi ibu-ibu. Kemudian mendidik para tour guide, mendidik komunitas supaya berkreasi di sana. Ini adalah salah satu dari desa atau kelurahan termiskin di Kota Bogor, dan saat ini dari titik ini, anak-anak muda, ibu-ibu, emak-emak, ini bisa hidup karena setiap akhir pekan ramai. Mereka buat sistem sendiri,” jelasnya.
Sport Tourism dan Konser Musik Jadi Daya Tarik Baru
Selain itu, Bima juga mengangkat potensi sport tourism sebagai elemen penting dalam pengembangan ekosistem pariwisata.
Ia menceritakan pembangunan jogging track sepanjang 4,3 kilometer di sekitar Istana dan Kebun Raya Bogor yang kini ramai dimanfaatkan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
“Jadi, sport tourism hari ini, sesungguhnya kalau kita tekuni betul, ini bisa membangun ekosistem yang luar biasa. Karena sport tourism ini bicara kesehatan, bicara kesejahteraan, bicara juga kolaborasi dengan Forkopimda, bicara efeknya bagi UMKM dan lain-lain,” katanya.
Tak hanya itu, ia menambahkan bahwa event kreatif seperti konser musik juga memiliki potensi besar sebagai penggerak ekonomi daerah, asalkan perizinan, keamanan, dan infrastruktur diperkuat.
Bima mengingatkan bahwa membangun ekosistem pariwisata membutuhkan kerja keras, kolaborasi lintas sektor, serta pemahaman bahwa pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan sektor strategis dalam pembangunan lokal.
“Jadi tugas dari insan pariwisata ini sebetulnya berat banget. Harus gaul membangun jejaring dan mengayakan perspektif,” pungkasnya.
- Penulis :
- Shila Glorya