billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Irina Bokova Serukan Kepemimpinan Global China dalam Kesetaraan Gender Menjelang Pertemuan di Beijing

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Irina Bokova Serukan Kepemimpinan Global China dalam Kesetaraan Gender Menjelang Pertemuan di Beijing
Foto: (Sumber: Spanduk jalanan untuk Pertemuan Pemimpin Global tentang Perempuan digambarkan di Beijing, ibukota China, 11 Oktober 2025. ANTARA/Xinhua/Ju Huanzong.)

Pantau - Mantan Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova, menyerukan agar China terus memimpin upaya global dalam memperjuangkan kesetaraan gender, menjelang digelarnya Pertemuan Pemimpin Global tentang Perempuan (Global Leaders' Meeting on Women) pada 13–14 Oktober 2025 di Beijing.

Dalam wawancara tertulis bersama Xinhua, Bokova menekankan pentingnya komitmen berkelanjutan terhadap kesetaraan gender di tengah tantangan global yang terus meningkat.

"Di tengah ketidakpastian ekonomi, krisis iklim, konflik, dan kesenjangan yang semakin mendalam, melanjutkan komitmen terhadap kesetaraan gender sangat penting untuk membangun masa depan yang adil dan berkelanjutan", ujar Bokova.

Peringati 30 Tahun Deklarasi Beijing, China Dinilai Alami Kemajuan Signifikan

Pertemuan tahun ini juga menandai 30 tahun Konferensi Dunia tentang Perempuan 1995 di Beijing, yang menghasilkan Deklarasi dan Platform Beijing untuk Aksi, sebuah dokumen penting dalam sejarah perjuangan kesetaraan gender.

Bokova, yang merupakan salah satu delegasi pada konferensi tahun 1995, menyebut pertemuan tersebut sebagai titik balik yang mendorong pengakuan global terhadap peran perempuan dalam konflik dan krisis.

Ia menjelaskan bahwa hasil konferensi itu turut membuka jalan bagi Dewan Keamanan PBB dalam mengadopsi Resolusi 1325 tentang perempuan, perdamaian, dan keamanan pada tahun 2000.

Bokova memuji Deklarasi dan Platform Beijing karena mengakui potensi perempuan dan anak perempuan sebagai "komponen yang kuat dan esensial dalam pembangunan yang sukses dan berkelanjutan".

Ia juga menyoroti kemajuan China dalam memajukan kesetaraan gender, sebagaimana terdokumentasi dalam buku putih berjudul Pencapaian China dalam Pengembangan Perempuan Secara Menyeluruh di Era Baru.

Buku tersebut menunjukkan bahwa China telah mencatat kemajuan besar, termasuk pencapaian kesetaraan gender yang hampir sempurna dalam pendidikan tinggi.

Masih Ada Tantangan Global, Konferensi Diharapkan Perkuat Komitmen Aksi

Meski ada kemajuan, Bokova menegaskan bahwa ketimpangan sistemik masih menjadi hambatan global bagi pemberdayaan penuh perempuan dan anak perempuan.

Ia mencatat bahwa sekitar 10 persen perempuan di dunia masih hidup dalam kemiskinan ekstrem, sementara lebih dari 600 juta perempuan dan anak perempuan tinggal di wilayah konflik.

Kekerasan, diskriminasi, dan ketidaksetaraan ekonomi juga masih berlangsung di banyak wilayah.

Selain itu, perempuan kerap menjadi kelompok pertama yang terdampak tekanan iklim seperti banjir, kekeringan, dan panas ekstrem.

Bokova berharap Pertemuan Pemimpin Global tentang Perempuan tahun ini dapat mengukuhkan kembali komitmen terhadap Platform Beijing dan Resolusi 1325 PBB, khususnya dalam memprioritaskan keterkaitan antara perempuan, perdamaian, dan keamanan.

"Saya yakin inilah tujuan dari konferensi ini, dan saya berharap China akan terus memainkan peran kepemimpinan di banyak bidang yang membutuhkan komitmen politik, solidaritas, dan aksi nyata", pungkas Bokova.

Penulis :
Aditya Yohan