
Pantau - Kementerian Haji dan Umrah Republik Indonesia menegaskan bahwa jamaah calon haji Indonesia harus mendapatkan perlakuan istimewa dari dua syarikah mitra utama, yaitu Rakeen dan Al-Bait Guest, dalam penyelenggaraan haji tahun mendatang.
Fokus Pelayanan Hanya untuk Jamaah Indonesia
Menteri Haji dan Umrah, Mochammad Irfan Yusuf, menyampaikan langsung pernyataan tersebut saat melakukan pengecekan persiapan haji di Jeddah, Arab Saudi.
“Tidak boleh ada permainan sedikit pun dalam proses pelaksanaan haji. Tidak ada perlakuan khusus kepada pimpinan, perwakilan, maupun pihak mana pun kecuali untuk jamaah Indonesia,” tegasnya.
Rakeen dan Al-Bait Guest akan menjadi mitra utama dalam memberikan layanan kepada jamaah Indonesia selama musim haji.
Irfan menekankan pentingnya integritas dalam pelaksanaan kerja sama.
“Haji tahun ini kita mulai dengan proses yang bersih, transparan, dan akuntabel,” ujarnya.
Ia juga memperingatkan bahwa tidak boleh ada pihak yang mengatasnamakan pimpinan atau kementerian untuk meminta imbalan atau fasilitas dari syarikah.
“Kami tidak membutuhkan perlakuan khusus. Kami akan berbaur bersama jamaah. Apabila syarikah memperoleh keuntungan dari kerja sama ini, wujudkanlah dalam bentuk peningkatan pelayanan kepada jamaah,” tambahnya.
Perjuangkan Lokasi Masyair dan Peningkatan Layanan
Salah satu hal yang ditekankan Kemenhaj adalah penempatan lokasi jamaah di Masyair.
Selama dua musim terakhir, jamaah Indonesia ditempatkan di zona 3 dan 4, dan kementerian tidak ingin mereka dipindahkan ke zona 5.
“Kami akan dianggap gagal jika jamaah Indonesia masih ditempatkan di zona 5. Karena itu, perjuangkanlah agar jamaah kita mendapatkan tempat terbaik,” tegas Irfan.
Kerja sama antara Kemenhaj dan kedua syarikah tersebut akan berlangsung dalam jangka panjang selama tiga tahun, dengan evaluasi rutin tiap musim haji.
Kementerian meminta kedua syarikah untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan, termasuk dalam kapasitas akomodasi, tenda, dan fasilitas sanitasi.
“Kami mendorong kedua syarikah untuk bersaing secara sehat dan terbuka. Evaluasi akan dilakukan setiap tahun, dan apabila ditemukan pelayanan yang tidak sesuai standar, maka dapat diberikan sanksi hingga pemutusan kontrak,” jelas Irfan.
Ia juga menyinggung catatan perbaikan dari penyelenggaraan haji sebelumnya, terutama menyangkut data jamaah dan kualitas sejumlah markaz.
Persiapan Haji 2026 dan Kartu Nusuk
Kemenhaj juga mengungkapkan bahwa pada musim haji 2026, Indonesia akan memberangkatkan 203.320 jamaah, dan seluruh pihak yang terlibat diminta memberikan pelayanan terbaik tanpa terkecuali.
Kementerian mendorong adanya komunikasi intensif antara mitra di Arab Saudi dan Indonesia dalam hal pendataan jamaah, pembagian bus, pengaturan hotel, dan konsumsi, yang ditargetkan rampung sebelum Ramadan.
Salah satu hal yang disoroti adalah kartu nusuk, yang diharapkan sudah dibagikan di Indonesia sebelum keberangkatan jamaah.
Untuk mendukung kelancaran operasional, Kemenhaj juga memberikan dukungan kepada syarikah agar mempekerjakan tenaga musiman asal Indonesia, guna memudahkan koordinasi dan komunikasi di lapangan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf