billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pemkot Kediri Periksa 21 SPPG untuk Pastikan Penerbitan SLHS Sesuai Standar Kesehatan

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Pemkot Kediri Periksa 21 SPPG untuk Pastikan Penerbitan SLHS Sesuai Standar Kesehatan
Foto: (Sumber: Petugas melakukan pemeriiksaan ke lokasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (17/10/2025). Kegiatan itu sebagai bahan evaluasi penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). ANTARA/HO-Pemkot Kediri.)

Pantau - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, melakukan pemeriksaan menyeluruh ke 21 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai bagian dari proses evaluasi untuk penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri, Fahmi Adi Priyantoro, menjelaskan bahwa inspeksi ini merupakan syarat wajib dalam penerbitan SLHS sebagai jaminan mutu keamanan pangan.

"Kalau skor inspeksi kesehatan lingkungan (IKL)-nya minimal 80, baru boleh diterbitkan SLHS disertai juga hasil laboratorium yang memenuhi syarat," ungkapnya.

Inspeksi Menyasar Standar Kebersihan hingga Pengolahan Limbah

Pemeriksaan dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Dinas Kesehatan, BPOM Kediri, Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), dan puskesmas.

Inspeksi menyasar berbagai aspek sanitasi di lokasi pengolahan makanan, termasuk kebersihan tempat, penyediaan air bersih, pengelolaan limbah, serta pemenuhan standar higiene lainnya.

Selain itu, tim survei juga mengevaluasi kelayakan dan mutu makanan yang diproduksi agar tidak menimbulkan risiko penyakit akibat makanan yang tidak higienis.

"Tim akan terus melakukan pengawasan ketat, jangan sampai setelah kami menerbitkan SLHS ternyata ada SPPG yang bermasalah. Harapan kami semuanya aman," ia menegaskan.

Pemkot Kediri menargetkan seluruh SPPG telah memiliki SLHS paling lambat 30 Oktober 2025.

SPPG Ngampel: Dari Standar Operasional Hingga Layanan Makan Bergizi

Salah satu SPPG yang diperiksa adalah SPPG Ngampel.

Kepala SPPG Ngampel, Vena Patricia, mengapresiasi pelaksanaan survei karena membantu pihaknya dalam melakukan pembenahan fasilitas dan SOP.

"SOP yang kami jalankan banyak, mulai dari penerimaan bahan baku hingga pengolahan limbah," ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa pemilihan bahan baku dilakukan secara ketat, hanya menerima bahan segar dan tidak kusut.

Penyimpanan bahan dipisah antara bahan kering dan basah sesuai standar suhu, serta bahan dicuci dengan air bersih mengalir sebelum proses pengolahan.

Pengolahan makanan dilakukan dengan memperhatikan suhu dan waktu masak yang tepat.

Dalam tahap pemorsian, setiap porsi makanan disesuaikan berdasarkan gramasi yang telah ditentukan oleh ahli gizi.

Limbah organik dan anorganik disortir secara terpisah sebelum dibuang, dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang digunakan sudah dilengkapi filter agar air buangan akhir dalam kondisi bersih.

SPPG Ngampel saat ini melayani program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk 20 sekolah dengan jumlah porsi mencapai 3.000 per hari.

"Pesan dan harapan kami semoga masyarakat selalu percaya dengan program ini, karena SPPG sudah berusaha sebaik mungkin sesuai dengan SOP yang berlaku dan mengutamakan kebersihan," ujarnya.

Penulis :
Ahmad Yusuf