billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Penipuan Gunakan Teknologi AI Semakin Marak, OJK Dorong Pelaporan ke Indonesia Anti-Scam Center

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Penipuan Gunakan Teknologi AI Semakin Marak, OJK Dorong Pelaporan ke Indonesia Anti-Scam Center
Foto: Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi dalam acara Puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu 18/10/2025 (sumber: ANTARA/Muhammad Baqir Idrus Alatas)

Pantau - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menanggapi laporan penipuan berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dialami langsung oleh Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, dengan mendorong masyarakat melapor ke Indonesia Anti-Scam Center (IASC).

OJK Serukan Pelaporan ke IASC

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyatakan pentingnya masyarakat segera melapor apabila menjadi korban penipuan.

"Jadi kalau tadi Pak Bupati cerita temannya kena scam atau mungkin beliau juga kena scam, laporkan ke Indonesia Anti-Scam Center (IASC)," ungkapnya dalam acara Puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada Sabtu, 18 Oktober 2025.

Friderica menjelaskan bahwa OJK memiliki Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI) yang bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan dalam menangani kasus-kasus penipuan di sektor jasa keuangan.

Berdasarkan data IASC, sejak November 2024 hingga 30 September 2025 tercatat sebanyak 274.772 laporan kasus penipuan.

Jumlah rekening yang dilaporkan mencapai 443.235, dan sebanyak 87.819 di antaranya telah diblokir.

Kerugian dana yang dilaporkan dari berbagai kasus tersebut mencapai Rp6,1 triliun, sementara dana yang berhasil diblokir senilai Rp374,2 miliar.

"Kita masih working on it ya, supaya ini bisa lebih maju, lebih cepat, bisa menyelamatkan data masyarakat, tapi tergantung kecepatan dari masyarakat itu sendiri yang melaporkan kepada anti-scam center," ujarnya.

Penipuan AI Meniru Identitas Publik Figur

Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, secara terbuka mengungkap bahwa dirinya menjadi korban penipuan yang memanfaatkan teknologi AI untuk meniru identitasnya.

"Ada yang pake nama saya, (dan meminta) duit mau jual mobil, dan minta di DP itu, ada yang kena Rp5 juta. Tadi barusan, (ada juga yang) berani video call dengan AI, dan yang ngomong (di AI) itu seperti saya," ungkap Sadewo.

Ia menyatakan keprihatinannya terhadap penyalahgunaan teknologi dan berharap kegiatan literasi keuangan dapat menjadi benteng pertahanan masyarakat dari aksi penipuan digital.

"Jadi, ini teknologi-teknologi seperti ini yang digunakan untuk hal-hal yang tidak benar semakin marak, sehingga saya yakin dengan adanya kegiatan ini, akan memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang apa arti dari inklusi keuangan," jelasnya.

Friderica juga menyoroti meningkatnya modus penipuan berbasis AI yang digunakan dalam transaksi daring.

"Jadi ini adalah PR kita semua, makanya hari ini kita melakukan kegiatan literasi, inklusi, yang intinya adalah juga mengedukasi masyarakat, supaya terhindarkan dari berbagai scam dan penipuan, (serta) melakukan inklusi keuangan secara bertanggung jawab," ia mengungkapkan.

Modus-modus penipuan yang kini marak di tengah masyarakat mencakup penipuan belanja daring dan penyalahgunaan teknologi AI untuk meniru suara maupun wajah korban.

Penulis :
Shila Glorya