
Pantau - Anggota Komisi VII DPR RI, Samuel Wattimena, menyatakan bahwa karya kartun merupakan salah satu medium yang efektif dan sopan dalam menyampaikan kritik terhadap permasalahan masyarakat.
Pernyataan ini ia sampaikan saat membuka Semarang Cartoonfest 2025 yang digelar di Semarang pada Sabtu, 18 Oktober 2025.
Samuel menyebut bahwa kekritisan dapat terwakili melalui gambar-gambar yang dibuat oleh para kartunis.
Menurutnya, kartun mampu menyentil isu-isu sosial tanpa menimbulkan konflik langsung.
"Kritik dapat diekspresikan melalui gambar-gambar yang dibuat oleh para kartunis," ujarnya.
Kartunis Didorong Bangun Kesadaran dan Peradaban Bangsa
Lebih lanjut, Samuel menegaskan bahwa kartunis harus menjadi benteng kebudayaan bangsa, terutama di tengah kondisi Indonesia yang menurutnya "tidak baik-baik saja".
Ia menyoroti pentingnya estafet kepemimpinan diserahkan kepada generasi muda, yang harus dibekali dengan kesadaran, akhlak, dan budi pekerti.
Samuel mendorong para kartunis untuk menjadi bagian dari gerakan yang menghidupkan kembali nilai dan akar kebudayaan nasional.
"Penguatan kesadaran, akhlak, dan sumber daya manusia perlu dibantu serta dikomunikasikan oleh para kartunis," tegasnya.
Tujuannya adalah untuk membangun karakter bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia melalui pendekatan kebudayaan.
Kartun sebagai Kritik Sosial dan Edukasi Publik
Ketua Presidium Persatuan Kartunis Indonesia, Abdullah Ibnu Thalhah, menyampaikan bahwa di Indonesia terdapat sekitar 300 kartunis yang tergabung dalam berbagai komunitas.
Sebagian besar dari mereka mengekspresikan karya-karya mereka dalam bentuk kritik sosial dan refleksi budaya.
Menurut Abdullah, Semarang Cartoonfest 2025 merupakan salah satu bentuk nyata gerakan kebudayaan yang memberikan edukasi kepada publik melalui media kartun.
Festival ini menjadi wadah bagi para kartunis untuk menyampaikan gagasan dan pesan sosial secara kreatif, sekaligus memperkuat peran kartun dalam dinamika kebudayaan Indonesia.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti