billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Menemukan Akar, Menjaga Nilai: UKI dan Misi Mendidik Bangsa Sejak 1953

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Menemukan Akar, Menjaga Nilai: UKI dan Misi Mendidik Bangsa Sejak 1953
Foto: (Sumber: Pendidikan terus berevolusi, beradaptasi, dan berubah bentuk, tetapi tidak boleh kehilangan jiwanya. (ANTARA/HO-UKI).)

Pantau - Pendidikan sejati bukanlah sekadar proses pencetakan gelar, melainkan pembentukan manusia utuh yang berpikir jernih, bertindak adil, dan mengabdi kepada sesama.

Pendidikan Bukan Sekadar Gelar, Tapi Jalan Menuju Kemerdekaan Berpikir

Universitas sebagai lembaga pendidikan tinggi tidak sekadar dihitung dari usia berdirinya, tetapi dari perjalanan keyakinan, perjuangan, dan cita-cita yang diusungnya.

Kemerdekaan yang sesungguhnya bukan hanya lepas dari penjajahan politik, namun juga tercermin dalam kemampuan manusia untuk berpikir merdeka, beriman, dan berilmu.

Universitas Kristen Indonesia (UKI), yang berdiri pada 1953, delapan tahun setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, lahir di tengah bangsa yang saat itu masih bergulat dengan kemiskinan, keterbatasan pendidikan, dan akses minim terhadap ilmu pengetahuan tinggi.

Para pendirinya—Todung Sutan Gunung Mulia, Yap Thiam Hien, dan Benjamin Thomas Philip Sigar—memahami bahwa kekuatan ekonomi dan politik saja tidak cukup untuk membangun peradaban.

Mereka meyakini bahwa fondasi bangsa justru ditanamkan di ruang kelas, di tempat dialog intelektual, dan di hati generasi muda yang memegang nilai sebagai kompas hidup.

UKI sejak awal dibangun bukan hanya sebagai institusi akademik, tetapi sebagai rumah gagasan—tempat ilmu bertemu dengan moralitas, dan pengetahuan berpadu dengan pengabdian.

Pendidikan Bernilai dan Berkarakter, Bukan Alat Ekonomi Semata

Pendidikan tidak boleh direduksi hanya menjadi alat untuk mencari gelar atau pekerjaan.

Sejak awal sejarahnya, pendidikan dirancang untuk memerdekakan manusia dalam arti yang paling dalam dan hakiki.

UKI didirikan dengan kesadaran bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa tidak cukup hanya melalui kurikulum dan laboratorium.

Yang lebih utama adalah menanamkan nilai-nilai yang menuntun arah hidup.

Nilai seperti rendah hati, kepedulian, disiplin, tanggung jawab, profesionalisme, dan integritas telah menjadi bagian dari warisan filosofis UKI yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.

UKI menghidupi pendidikan sebagai panggilan, bukan sekadar profesi.

Sebagai lembaga yang telah berdiri lebih dari tujuh dekade, UKI terus menjaga akar, merawat nilai, dan meneguhkan komitmennya untuk mendidik bangsa.

Penulis :
Aditya Yohan