
Pantau - Proses negosiasi restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) atau Whoosh masih berlangsung dan melibatkan tim gabungan dari pemerintah serta pihak Danantara.
Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, menyatakan bahwa pihaknya akan kembali berangkat ke China untuk melanjutkan pembahasan teknis mengenai pinjaman pembangunan KCIC.
"Terus kita bernegosiasi, kami akan berangkat lagi (ke China) untuk bernegosiasi mengenai term dan pinjamannya. Ini menjadi poin negosiasi berkaitan sama jangka waktu pinjaman, suku bunga, dan kemudian ada beberapa mata uang yang juga akan kita diskusikan dengan mereka," ungkapnya.
Negosiasi Fokus pada Skema Pembayaran dan Suku Bunga
Tim negosiasi akan bertemu dengan perwakilan pemerintah China serta perusahaan mitra dalam konsorsium PT KCIC guna membahas sejumlah aspek teknis dari restrukturisasi tersebut.
"Kita sedang mengatur waktu, kita sedang diskusikan juga dengan Menko Infrastruktur (Agus Harimurti Yudhoyono) untuk segera kita akan negosiasi," ujarnya.
Restrukturisasi mencakup beberapa aspek utama seperti jangka waktu pinjaman, tingkat suku bunga, dan konversi mata uang pinjaman.
Utang yang sedang direstrukturisasi berasal dari pinjaman pembangunan proyek karena keterbatasan modal awal saat proyek KCIC dimulai.
Penyelesaian utang tersebut masih dalam tahap kajian dengan mempertimbangkan berbagai opsi terbaik.
Salah satu opsi yang sedang dikaji adalah pemisahan antara infrastruktur dan operasional, atau pelimpahan sebagian aset menjadi milik negara melalui skema badan layanan umum (BLU).
"Kita tidak ingin opsi A, B, atau C. Pak Rosan juga sudah menyampaikan, ini akan kita kaji. Tentu dalam kajian itu ada beberapa opsi, masing-masing tentu ada plus minusnya. Nah, semua alternatif ini nanti akan kita sajikan, dan mana yang terbaik," jelas Dony.
KCIC Catat Kinerja Operasional Positif
Dony menegaskan bahwa fokus utama saat ini adalah memastikan peningkatan kualitas layanan KCIC bagi masyarakat.
"Bagi kami sebagai pengelola daripada KCIC, tentu yang paling penting adalah bagaimana kemudian layanannya bisa kami pastikan ini harus meningkat," ia menambahkan.
Secara operasional, KCIC mencatatkan kinerja positif dengan jumlah penumpang harian mencapai 20-30 ribu orang.
Peningkatan minat masyarakat terhadap moda transportasi cepat ini turut mendorong perbaikan layanan secara berkelanjutan.
"EBITDA KCIC juga positif itu, tinggal masalah utang pembangunan yang lalu, yang ini tentu ada opsi, beberapa opsi dan kita pastikan tentunya ini opsi yang terbaik," kata Dony.
Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto akan menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) terkait penyelesaian utang proyek KCIC.
"Kita tinggal tunggu Keppres saja," ujar Luhut.
Total investasi proyek KCIC mencapai sekitar 7,27 miliar dolar AS atau setara Rp120,38 triliun, dengan 75 persen dibiayai melalui pinjaman dari China Development Bank (CDB) dengan bunga 2 persen per tahun.
Pemerintah kini sedang mengkaji dua opsi utama dalam menyelesaikan beban utang tersebut, yakni pelimpahan kewajiban kepada pemerintah atau penyertaan dana tambahan ke PT KAI.
Pemerintah tetap mendorong agar Danantara mengambil peran utama dalam skema restrukturisasi pembayaran pinjaman ini.
- Penulis :
- Shila Glorya