
Pantau - Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyatakan kesiapan Indonesia memperkuat diplomasi hijau pada Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim (COP30 UNFCCC) yang akan digelar di Belem, Brasil, pada 6–7 November 2025.
Menhut menegaskan bahwa Indonesia akan membawa pesan penting dalam forum tersebut mengenai peran strategis hutan tropis dalam mengatasi krisis iklim global.
"Indonesia akan membawa pesan penting di COP30 bahwa hutan tropis adalah aset global yang harus dikelola secara adil dan berkelanjutan," ungkapnya.
Delegasi RI Siap Bawa Komitmen Aksi Iklim
Menhut akan hadir bersama Utusan Khusus Presiden bidang Perubahan Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, sebagai bagian dari delegasi Indonesia.
"Dalam forum ini, Utusan Khusus Presiden Hashim Djojohadikusumo akan menyampaikan national statement yang menegaskan komitmen Indonesia terhadap aksi iklim, transisi energi, dan target FOLU Net Sink 2030," ia mengungkapkan.
Sebelum menghadiri COP30, Menhut turut mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam penyambutan kenegaraan dan pertemuan bilateral dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva di Istana Kepresidenan, Jakarta.
"Pada hari ini saya turut mendampingi Bapak Presiden Prabowo penyambutan kenegaraan dan Pertemuan Bilateral dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva. Dalam waktu dekat, saya akan menghadiri beberapa agenda penting di Brasil terkait kerja sama kehutanan dan perubahan iklim," jelas Menhut.
Presiden Prabowo dalam pernyataannya mendukung penuh kepemimpinan Brasil dalam penyelenggaraan COP30.
"Saya mendukung Brasil dalam kepemimpinan Brasil di COP30. Saya tadi minta maaf mungkin saya sulit menghadiri COP30 di Belem, Brasil. Tapi saya akan kirim delegasi yang kuat untuk hadir di situ, dengan keputusan kita untuk mendukung inisiatif-inisiatif dari Brasil," ujarnya.
Perkuat Kerja Sama Karbon dan Aksi Global Lingkungan
Setelah agenda COP30, Menhut akan melanjutkan kunjungan ke Sao Paulo untuk menghadiri Business Roundtable yang diselenggarakan oleh International Emissions Trading Association (IETA).
Di acara tersebut akan dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Kehutanan Indonesia dan ICVCM (Integrity Council for the Voluntary Carbon Market).
Kerja sama ini bertujuan meningkatkan transparansi dan kredibilitas dalam mekanisme pasar karbon sukarela.
Selain itu, pada 4 November 2025, Menhut akan menghadiri undangan dari The Royal Foundation of The Prince and Princess of Wales dalam acara “United for Wildlife Global Summit & High-Level Ministerial Roundtable” di Rio de Janeiro.
Pertemuan tersebut akan membahas langkah bersama antarnegara dan lembaga internasional dalam memperkuat aksi global melawan kejahatan lingkungan.
Isu yang menjadi fokus antara lain penebangan liar, penambangan liar, dan perdagangan satwa liar.
"Kehadiran kami di forum ini menjadi bentuk dukungan terhadap kolaborasi global yang berkeadilan untuk melindungi satwa dan ekosistemnya," kata Menhut.
- Penulis :
- Shila Glorya