Pantau - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan bahwa pemerintah tengah menyiapkan narasi besar mengenai asal-usul manusia setelah keberhasilan repatriasi ribuan fosil dari Belanda ke Indonesia.
"Tetapi narasi besarnya adalah Indonesia adalah peradaban yang tertua di dunia," ungkap Fadli dalam pernyataannya.
Narasi ini diarahkan untuk menantang teori yang selama ini dominan, yaitu teori Out of Africa.
Teori Out of Nusantara dan Dasar Ilmiahnya
Fadli menjelaskan bahwa teori Out of Africa menyebut manusia berasal dari Afrika, lalu menyebar ke Eropa dan Asia, dan akhirnya punah di Jawa.
"Teori yang sudah ada teori Out of Africa, itu dianggap manusia itu dimulai dari Afrika, homo erectus itu jalan ke Eropa, Asia kemudian dia punah di Jawa. Tapi itu kan teori," ujarnya.
Sebagai alternatif, Fadli mengusulkan pendekatan baru yang disebut sebagai teori Out of Nusantara, yaitu bahwa manusia justru berasal dari wilayah Nusantara dan kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia.
"Jadi ini adalah bagaimana manusia itu berasal dari Nusantara, baru dia keluar," katanya.
Menurutnya, narasi ini bisa diperkuat oleh berbagai bukti ilmiah seperti temuan fosil Pithecanthropus dalam jumlah besar di Indonesia, lukisan-lukisan purba di gua, serta gambar perahu kuno.
Gambar-gambar tersebut dianggap sebagai indikasi bahwa manusia purba telah menjelajah dari Nusantara menuju kawasan Pasifik.
Ribuan Fosil Dubois Disiapkan untuk Dipamerkan di Museum Nasional
Terkait repatriasi, Fadli menyebutkan bahwa sebanyak 28.131 fosil yang sebelumnya menjadi koleksi Eugene Dubois di Belanda akan disimpan di Museum Nasional.
Pihak museum telah menyiapkan ruang khusus berupa hall untuk menyimpan dan memamerkan fosil-fosil bersejarah tersebut kepada publik.
Fadli juga menjelaskan bahwa dari total sekitar 30.000 fosil koleksi Dubois, sebanyak 28.131 fosil telah berhasil teridentifikasi.
Sementara sisanya masih belum teridentifikasi, dan pemerintah memprioritaskan pemulangan fosil yang telah memiliki data lengkap terlebih dahulu.
Fosil-fosil tersebut dijadwalkan tiba di Indonesia pada tahun 2025, setelah berada di Belanda selama puluhan tahun.
- Penulis :
- Aditya Yohan
