billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Menteri Brian Dorong PTN BH Bangun Kolaborasi Riset dan Inovasi Menuju Kampus Kelas Dunia

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Menteri Brian Dorong PTN BH Bangun Kolaborasi Riset dan Inovasi Menuju Kampus Kelas Dunia
Foto: Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto (kedua kiri) dalam Forum Rapat Rektor Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Jumat 24/10/2025 (sumber: ANTARA/Sean Filo Muhamad)

Pantau - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menegaskan pentingnya kolaborasi riset dan inovasi untuk mendorong perguruan tinggi Indonesia masuk ke jajaran kampus kelas dunia saat menghadiri Forum Rapat Rektor PTN Badan Hukum di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Jumat 24 Oktober 2025.

Dalam forum tersebut, Brian menyampaikan bahwa Presiden Republik Indonesia mendorong agar perguruan tinggi nasional masuk ke dalam Top 100 QS World University Rankings.

"Presiden Republik Indonesia (RI) mendorong agar perguruan tinggi kita bisa masuk ke jajaran Top 100 QS World University Rankings. Untuk itu, diperlukan strategi bersama dan sinergi yang kuat antarkampus. Bila riset, publikasi, hingga inovasi dilakukan secara kolaboratif, hasilnya akan jauh lebih kuat dan berdampak," ungkapnya.

Ia menekankan bahwa kampus harus menjadi pusat riset dan pemikiran bangsa atau think tank yang aktif merumuskan solusi atas berbagai tantangan nasional, termasuk dalam bidang industri dan ekonomi.

Kolaborasi dan Strategi Menuju Reputasi Global

Menteri Brian mendorong terbentuknya aliansi strategis lintas kampus dalam pengembangan riset dan inovasi agar tercipta ekosistem akademik yang kompetitif dan memiliki daya saing global.

Dalam pandangannya, kolaborasi riset yang berorientasi pada pemecahan masalah nyata di masyarakat harus diperkuat agar hasilnya lebih berdampak secara langsung.

Ia juga menyampaikan bahwa status otonomi yang dimiliki PTN BH merupakan peluang besar untuk mengembangkan model pendanaan berkelanjutan.

"Kita ingin perguruan tinggi semakin mudah berkolaborasi dan merasakan manfaat nyata dari kebijakan otonomi yang diberikan," ia mengungkapkan.

Beberapa peluang yang dapat dikembangkan antara lain melalui kemitraan dengan industri, hilirisasi hasil penelitian, serta eksplorasi sumber pendapatan non-Uang Kuliah Tunggal (UKT).

Peran Diaspora dan Dukungan Ekosistem Pendidikan Tinggi

Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) juga mendorong penguatan kerja sama riset dengan diaspora Indonesia yang tersebar di berbagai negara.

Kerja sama tersebut meliputi publikasi ilmiah bersama hingga pembimbingan penelitian, dengan harapan dapat mempercepat kemajuan riset nasional dan meningkatkan reputasi akademik global.

Kemdiktisaintek turut mendukung terciptanya ekosistem pendidikan tinggi yang dinamis dan kolaboratif melalui dukungan pada kerja sama riset, mobilitas akademik, dan penerimaan mahasiswa internasional.

Penulis :
Shila Glorya