
Pantau - Keanekaragaman geologi, budaya, dan hayati di kawasan Danau Toba harus dimanfaatkan secara maksimal untuk konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat, sebagaimana ditegaskan oleh General Manager Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark (BPTCUGGp), Dr Azizul Kholis.
Nama UNESCO yang melekat pada badan pengelola memberikan tanggung jawab langsung dalam menjaga kelestarian kawasan Danau Toba sebagai situs global.
Pelaksanaan tanggung jawab tersebut menuntut dukungan dari tujuh kabupaten yang mengelilingi kawasan danau supervulkanik terbesar di dunia ini.
"Kami bertugas untuk melakukan pengembangan Kaldera Toba dalam bidang konservasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat," ungkapnya.
Peran Jurnalis dalam Publikasi Global
Azizul menyampaikan bahwa keberhasilan promosi dan penyebaran informasi terkait Geopark tidak bisa dilepaskan dari peran media dan jurnalis.
"Seluruh dunia bisa mengetahui berbagai informasi terkait Caldera Toba. Itu tentu juga karena tulisan-tulisan dari jurnalis. Ketika saya ke Chile tempo hari, mereka membaca berita dari jurnalis, mereka translate melalui A1," ia mengungkapkan.
Menurutnya, kerja sama dengan media adalah langkah penting untuk membangun kesadaran publik, baik nasional maupun internasional, tentang pentingnya pelestarian Danau Toba.
Kaldera Toba Jadi Lokasi Riset Sejarah Manusia
Manager Divisi Pengelolaan Warisan Geologi, Keragaman Geologi, Keragaman Biologi dan Keragaman Budaya BPTCUGGp, Petrus Parlindungan Purba, menegaskan pentingnya peran Toba Caldera dalam bidang konservasi dan pendidikan.
"Dari peristiwa terbentuknya Kaldera Toba, kita bisa mengetahui adanya perubahan kehidupan dunia akibat letusan yang dikenal dengan istilah super volcano sekitar 74 ribu tahun lalu. Dan banyak lagi hal yang bisa kita pelajari dan teliti dari Kaldera Toba," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Kaldera Toba merupakan salah satu lokasi penelitian dunia yang sangat penting dalam memahami sejarah kehidupan manusia.
Pengakuan UNESCO Perkuat Pemberdayaan Masyarakat
Manager Divisi Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan BPTCUGGp, Debbie Riauni Panjaitan, menyebutkan bahwa pengakuan UNESCO memperkuat komitmen badan pengelola dalam menjadikan Danau Toba sebagai pusat konservasi dan edukasi dunia.
"Dalam empat tahun ke depan kita akan terus melakukan pengembangan seperti penambahan geosite dan juga meningkatkan sumber daya manusia. Karena Toba Caldera menjadi site yang memiliki pengaruh besar secara global yang harus dikelola dengan keterlibatan masyarakat," jelasnya.
Ia berharap, pengakuan internasional ini tidak hanya berdampak pada peningkatan kunjungan wisata, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal agar menjadi bagian penting dari pengelolaan kawasan geopark tersebut.
- Penulis :
- Shila Glorya









