
Pantau - Ketua MPR RI Ahmad Muzani menyatakan bahwa wartawan merupakan kata dan mata hati rakyat, sekaligus mitra penting dalam menjalankan tugas-tugas lembaga negara.
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat membuka acara Media Gathering Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP).
Muzani menilai wartawan tidak hanya sebagai peliput informasi, tetapi juga menjadi penyambung suara rakyat kepada lembaga negara.
Menurutnya, wartawan kerap menyampaikan pertanyaan-pertanyaan tajam yang memuat ide-ide baru, bahkan hal-hal yang belum pernah terpikirkan oleh para legislator.
"Dukungan dan peran yang selama ini dikerjakan oleh kawan-kawan dalam profesinya sebagai pewarta membantu memberitakan apa yang menjadi tugas kami di MPR," ungkapnya.
Peran Historis dan Strategis Wartawan dalam Demokrasi
Dalam pidatonya, Muzani juga mengangkat peran penting wartawan dalam sejarah perjuangan bangsa, dengan menyebut nama M Tabroni, seorang wartawan asal Madura.
"Beliau mengatakan bahwa kita harus menggunakan kata Indonesia, ini penting untuk menyatukan kita dengan semangat kebersamaan," ia menuturkan.
Ia menegaskan kembali bahwa bagi MPR, wartawan bukan sekadar pelapor, tetapi juga telinga dan kata hati rakyat.
Menurutnya, wartawan mampu merasakan kegelisahan, harapan, maupun kegembiraan masyarakat luas.
"Itulah yang disuarakan oleh kawan-kawan, dan selalu ingin kami dengar serta dapatkan kabarnya," ujarnya.
Wartawan dan Peran Ideologis di Tengah Dinamika Kebangsaan
Ahmad Muzani mengakui bahwa dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara berdampak langsung terhadap tugas MPR dalam menjaga ideologi negara.
Ia menyayangkan bahwa peran MPR dalam menjaga ideologi sering kali dianggap tidak relevan saat situasi nasional berada dalam kondisi stabil.
Menurutnya, pemahaman mengenai isu-isu kebangsaan tidak boleh berhenti, dan harus terus dikembangkan di semua lapisan masyarakat.
Ia juga menegaskan bahwa wartawan berperan penting dalam mengedukasi masyarakat tentang ideologi bangsa.
Pemahaman terhadap ideologi, menurut Muzani, tidak cukup dianggap sebagai kebutuhan, melainkan harus menjadi kesadaran kolektif.
"kami tahu ada pandangan di masyarakat yang menghendaki amandemen. Kami juga mengerti ada yang berpikir sudah cukup amandemen sampai di sini. Inilah yang menjadikan kemitraan kami dengan teman-teman wartawan menjadi sangat penting," tegasnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf








