
Pantau - PT Danantara Asset Management (Persero) menegaskan komitmennya menjadikan pabrik soda ash di Bontang, Kalimantan Timur, sebagai benchmark industri kimia hijau nasional yang mengedepankan efisiensi, profitabilitas, dan keberlanjutan secara seimbang.
Pabrik soda ash pertama di Indonesia ini dibangun oleh PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui anak usahanya, PT Pupuk Kaltim, dengan nilai investasi sebesar Rp5 triliun yang berasal dari dana perusahaan dan perbankan nasional.
Proyek ini ditargetkan selesai pada Maret 2028 dan menjadi tonggak penting dalam transformasi hilirisasi industri kimia nasional.
Bhimo Aryanto, Senior Director of Business Performance & Assets Optimization Danantara, menyatakan bahwa pabrik ini bukan hanya proyek industri biasa, melainkan simbol bahwa industri nasional bisa tumbuh secara berkelanjutan dan mandiri.
Kurangi Impor dan Dorong Kemandirian Industri Kimia
Soda ash merupakan bahan baku utama dalam berbagai sektor industri, mulai dari kaca, detergen, tekstil, pulp and paper, hingga baterai kendaraan listrik.
Saat ini, seluruh kebutuhan soda ash nasional masih dipenuhi melalui impor.
Pada tahun 2024, Indonesia tercatat mengimpor 801,67 ribu ton soda ash.
Melalui pembangunan pabrik ini, pemerintah menargetkan substitusi impor hingga 30 persen, dengan kapasitas produksi sebesar 300 ribu metrik ton per tahun (MTPY) untuk soda ash dan 300 ribu MTPY untuk ammonium chloride.
Proyek ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan domestik, membuka peluang ekspor, serta memperkuat rantai nilai industri dalam negeri.
Selain itu, hilirisasi produk amoniak sebesar 105 ribu ton per tahun akan dilakukan sebagai bagian dari pengembangan bahan baku soda ash.
Pemanfaatan ekses karbon dioksida (CO₂) dari proses produksi eksisting di Pupuk Kaltim juga akan menurunkan emisi karbon sebesar 174 ribu ton per tahun, sekaligus menciptakan model industri sirkular.
Ciptakan Ekosistem Industri Hijau dan Lapangan Kerja Berkualitas
Proyek ini mendukung visi Asta Cita, khususnya dalam aspek hilirisasi industri, kemandirian ekonomi nasional, dan penguatan industri kimia berbasis keberlanjutan.
Selama tahap konstruksi, pabrik akan menyerap ribuan tenaga kerja lokal.
Setelah beroperasi, ratusan pekerjaan tetap akan tersedia, mayoritas dengan kebutuhan keterampilan tinggi.
Danantara bersama Pupuk Indonesia dan Pupuk Kaltim juga akan membangun ekosistem industri lokal melalui:
- Pelatihan tenaga kerja
- Kemitraan dengan UMKM
- Pengembangan rantai pasok lokal
- Program sosial berkelanjutan
Bhimo menyatakan bahwa penggunaan bahan baku internal dari Pupuk Kaltim akan meningkatkan efisiensi, mengurangi limbah industri, dan menciptakan industri baru yang berbasis ekonomi sirkular.
Pabrik ini juga akan mendukung ketahanan pangan nasional melalui pemanfaatan ammonium chloride sebagai pupuk langsung maupun bahan baku pupuk NPK.
Menuju Pusat Industri Kimia Berkelanjutan di Asia Tenggara
Danantara optimistis bahwa Kota Bontang akan berkembang menjadi pusat industri kimia berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.
Pupuk Kaltim juga diharapkan menjadi pelopor inovasi dalam pengembangan industri hijau nasional.
Pabrik soda ash ini menjadi langkah awal menuju lahirnya rantai industri kimia hijau di Indonesia, dari natrium karbonat hingga bahan pendukung energi baru terbarukan.
Dengan target pasar yang mencakup kebutuhan domestik dan ekspor, proyek ini diyakini akan memperkuat daya saing industri nasional sekaligus berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur dan Indonesia secara luas.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf









