billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Papua Miliki 428 Bahasa Ibu, Mayoritas Terancam Punah dan Perlu Pelestarian Mendesak

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Papua Miliki 428 Bahasa Ibu, Mayoritas Terancam Punah dan Perlu Pelestarian Mendesak
Foto: (Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan melakukan studi banding implementasi pembelajaran bahasa Sentani di SMA Negeri 1 Sentani, di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. ANTARA/Agustina Estevani Janggo..)

Pantau - Balai Bahasa Provinsi Papua mencatat terdapat 428 bahasa ibu di Tanah Papua, menjadikannya wilayah dengan jumlah bahasa daerah terbanyak di Indonesia.

Namun, sebagian besar dari bahasa-bahasa tersebut saat ini terancam punah akibat minimnya jumlah penutur aktif.

Banyak Bahasa Daerah Hanya Memiliki Satu Penutur

Widyabasa Ahli Madya Balai Bahasa Provinsi Papua, Antonius Maturbongs, mengungkapkan bahwa sebagian besar bahasa daerah hanya memiliki sangat sedikit penutur.

“Bahasa Air Matoa di Kaimana, Provinsi Papua Barat misalnya, kini sudah punah, karena penuturnya tinggal satu orang. Kondisi ini menjadi alarm penting bagi kita semua untuk segera melakukan upaya pelestarian,” ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa beberapa bahasa bahkan hanya dituturkan oleh satu hingga dua orang saja.

Kondisi ini menunjukkan betapa rentannya keberlangsungan bahasa daerah jika tidak ada upaya nyata untuk melindunginya.

Antonius menegaskan bahwa ratusan bahasa daerah di Papua merupakan kekayaan budaya yang luar biasa.

Namun, tanpa perlindungan dan pendidikan yang sistematis, bahasa-bahasa tersebut akan punah dalam waktu dekat.

Pelestarian Harus Kolaboratif dan Terintegrasi

"Balai Bahasa Provinsi Papua tidak dapat bekerja sendiri dalam melindungi bahasa daerah, perlu dukungan pemerintah kabupaten dan kota, sekolah, tokoh masyarakat, dan lembaga adat di seluruh Tanah Papua," ia menambahkan.

Pelestarian bahasa daerah, menurut Antonius, harus dilakukan secara kolaboratif dan melibatkan banyak pihak.

Balai Bahasa Provinsi Papua juga mendorong pemerintah daerah agar aktif mengambil peran dalam melestarikan bahasa ibu.

Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Merauke disebut sebagai contoh daerah yang sudah mulai melangkah dalam pelestarian bahasa.

“Kabupaten Merauke menjadi contoh baik, karena telah memiliki perda perlindungan bahasa daerah dan siap menerapkan muatan lokal bahasa ibu di satuan pendidikan dasar mulai tahun depan,” ujarnya.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke bahkan telah mengikuti bimbingan teknis selama tiga hari sebagai persiapan pelaksanaan pembelajaran muatan lokal.

“Kami berharap kabupaten/kota di Tanah Papua mencontoh langkah tersebut agar pembelajaran bahasa daerah dapat berjalan sistematis dan menjadi bagian dari kurikulum pendidikan yang melestarikan identitas lokal,” tegas Antonius.

Penulis :
Ahmad Yusuf