
Pantau - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melaporkan kepada Presiden RI Prabowo Subianto bahwa produksi beras nasional tahun 2025 meningkat sebesar 4,1 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya, menjadikannya capaian tertinggi sejak 2019.
Produksi dan Stok Beras Tertinggi dalam Lima Tahun
Laporan disampaikan Amran dalam pertemuan bersama Presiden di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa, 4 November 2025.
“Kami laporkan kepada Bapak Presiden, sesuai data BPS, produksi beras nasional meningkat signifikan sebesar 4,1 juta ton. Ini capaian tertinggi sejak 2019,” ungkap Amran.
Data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi beras tahun ini mencapai 34,77 juta ton, naik 13,54 persen dibandingkan tahun 2024.
Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan luas panen hampir 13 persen, dengan potensi produksi padi mencapai 60,34 juta ton gabah kering giling (GKG).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyebut lonjakan ini sebagai tonggak penting menuju swasembada pangan nasional.
“Potensi produksi beras 2025 meningkat terutama pada subround pertama (Januari–April), yang tumbuh 26,54 persen dibanding tahun sebelumnya,” jelas Pudji.
Amran juga menyampaikan bahwa stok beras nasional diproyeksikan menembus lebih dari 3 juta ton hingga akhir tahun, tertinggi dalam lima tahun terakhir.
“Stok dan produksi saat ini sangat kuat untuk menjaga stabilitas pangan,” ujarnya.
Strategi Panjang dan Stabilitas Harga Jadi Prioritas
Presiden Prabowo memberikan perhatian besar terhadap ketersediaan pangan dan kesejahteraan petani.
Mentan menegaskan bahwa peningkatan produksi dibarengi dengan strategi jangka panjang seperti penguatan irigasi, optimalisasi lahan, dan hilirisasi pertanian.
“Kami terus memperkuat irigasi, intensifikasi, dan ekstensifikasi lahan pertanian. Selain itu, hilirisasi pertanian kini menjadi fokus utama. Potensinya besar untuk menciptakan hingga 1,6 juta lapangan kerja baru dan memperkuat ekspor nonmigas yang sudah tumbuh 9,57 persen hingga September 2025,” ungkapnya.
Amran juga melaporkan upaya stabilisasi harga beras yang terus dilakukan pemerintah melalui operasi pasar bersama Bulog.
“Dua bulan terakhir harga beras mulai turun, namun kami tidak akan berhenti. Operasi pasar terus kami jalankan hingga seluruh harga di lapangan benar-benar stabil,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa capaian ini mencerminkan efektivitas kebijakan pangan nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, sekaligus menguatkan posisi Indonesia menuju kedaulatan pangan.
- Penulis :
- Aditya Yohan








