Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Paus Leo XIV Serukan Dialog di Tengah Ketegangan Venezuela-AS, Tuduhan Perang dan Serangan Militer Meningkat

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Paus Leo XIV Serukan Dialog di Tengah Ketegangan Venezuela-AS, Tuduhan Perang dan Serangan Militer Meningkat
Foto: (Sumber: Arsip - Paus Leo XIV. /ANTARA/Anadolu/py.)

Pantau - Paus Leo XIV menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya ketegangan antara Venezuela dan Amerika Serikat yang berpotensi mengarah pada konflik bersenjata.

Dalam pernyataannya, Paus Leo menegaskan bahwa "Saya percaya kekerasan tidak akan pernah membawa kemenangan," ungkapnya, seraya menyerukan penyelesaian damai melalui jalur diplomasi.

Ia menambahkan bahwa kunci penyelesaian konflik adalah melalui dialog, guna menemukan cara yang adil menyelesaikan masalah antarnegara.

Ketegangan Meningkat, Opsi Militer Dipertimbangkan AS

Laporan The New York Times menyebut bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump tengah mempertimbangkan sejumlah opsi aksi militer terhadap Venezuela.

Opsi yang dikaji mencakup serangan terhadap pasukan yang melindungi Presiden Venezuela Nicolas Maduro serta pengambilalihan ladang-ladang minyak strategis di negara tersebut.

Meskipun demikian, pada hari Minggu, Presiden Trump menyatakan bahwa meskipun Venezuela memperlakukan AS "sangat buruk" dalam isu narkotika dan sejumlah masalah lain, ia tidak melihat adanya perang yang akan terjadi antara kedua negara.

Washington menuduh Nicolas Maduro sebagai pemimpin Cartel de los Soles, kelompok kriminal yang terlibat dalam perdagangan narkotika dan kekerasan di Venezuela.

Pada Juli 2025, pemerintah Amerika Serikat secara resmi menetapkan Cartel de los Soles sebagai Specially Designated Global Terrorist (SDGT) atau Organisasi Teroris Global yang Ditetapkan Khusus.

Sejak awal September 2025, sedikitnya 14 serangan dilaporkan terjadi di wilayah Laut Karibia dan Pasifik Timur, menewaskan lebih dari 64 orang.

Kecaman Internasional dan Tuduhan Perang

Sejumlah kelompok hak asasi manusia dan pakar hukum mengkritisi langkah militer AS, menyebut operasi tersebut melanggar hukum internasional.

Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, menyebut serangan itu "tidak dapat diterima", dan menyerukan penyelidikan independen atas dugaan pembunuhan di luar hukum yang dilakukan dalam operasi tersebut.

Menanggapi situasi tersebut, Presiden Venezuela Nicolas Maduro menuduh Amerika Serikat tengah "merekayasa perang terhadap negaranya".

Maduro membantah keras tuduhan AS terhadap dirinya, dengan menyebutnya sebagai "vulgar dan sepenuhnya palsu", ungkapnya dalam pidato resmi.

Ia juga menegaskan bahwa Venezuela tidak memproduksi daun kokain, dan mengatakan bahwa kehadiran militer AS di dekat perairan Venezuela merupakan indikasi dari "rencana perang baru yang abadi", tegasnya.

Penulis :
Ahmad Yusuf