Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Menteri UMKM Soroti Lonjakan Impor Pakaian Bekas Ilegal yang Ancam Produk Lokal

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Menteri UMKM Soroti Lonjakan Impor Pakaian Bekas Ilegal yang Ancam Produk Lokal
Foto: Menteri UMKM Maman Abdurrahman menyoroti isu impor produk ilegal yang mengancam industri lokal saat melakukan kunjungan ke Hallway Space Kosambi, Bandung, Jawa Barat, Rabu 5/11 (sumber: ANTARA/Ilham Nugraha)

Pantau - Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menyoroti lonjakan impor pakaian bekas ilegal yang dinilai mengancam keberlangsungan industri dan produk lokal di Indonesia.

Saat melakukan kunjungan kerja ke Hallway Kosambi, Bandung, Jawa Barat, pada Rabu, 5 November 2025, Maman memaparkan data peningkatan drastis impor pakaian bekas ilegal dalam tiga tahun terakhir.

Lonjakan Impor Ilegal dan Dampaknya terhadap Produk Lokal

Maman mengungkapkan bahwa pada tahun 2023, impor pakaian bekas ilegal tercatat sebanyak 12 ton.

Angka tersebut melonjak signifikan menjadi sekitar 3.000 ton pada tahun 2024, dan hingga Agustus 2025 telah mencapai sekitar 2.000 ton.

"Data menunjukkan, impor pakaian bekas ilegal pada 2023 mencapai 12 ton, meningkat drastis menjadi sekitar 3.000 ton pada 2024, dan hingga Agustus 2025 sudah mencapai sekitar 2.000 ton. Jumlah ini jelas menghantam produk lokal," ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa pemerintah tengah berupaya melindungi pelaku UMKM dengan mendorong penggunaan produk lokal sebagai pengganti produk impor ilegal.

"Kami juga telah menerima arahan dari Presiden agar Kementerian UMKM, di bawah koordinasi Menko PMK, menyiapkan program substitusi produk. Kami akan dorong pengusaha yang selama ini aktif di produk luar untuk digeser ke lokal," ia mengungkapkan.

Dukungan terhadap UMKM Lokal dan Anak Muda Bandung

Maman juga menyinggung asumsi publik yang kerap menganggap produk lokal lebih mahal dibandingkan produk luar negeri.

Menurutnya, harga produk lokal yang tinggi disebabkan rendahnya permintaan di pasar.

"Sering kali produk lokal disebut mahal. Padahal, secara teori ekonomi, harga tinggi terjadi karena permintaan masih rendah. Kalau makin banyak masyarakat membeli produk lokal, harga akan turun secara alami karena permintaan dan suplai menjadi seimbang," jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Maman mengapresiasi semangat anak-anak muda Bandung yang mengelola Hallway Space di Pasar Kosambi sebagai bentuk kewirausahaan kreatif.

Ia berharap inisiatif serupa dapat ditiru oleh anak muda di daerah lain di Indonesia.

Pemerintah juga menyatakan siap memberikan dukungan serta akses modal bagi pelaku UMKM, khususnya para pengelola muda di Pasar Kosambi.

Maman mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga, melindungi, dan memprioritaskan produk dalam negeri demi memperkuat ekonomi rakyat.

Dalam kunjungan ke Hallway Kosambi tersebut, Maman turut didampingi oleh Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kemenko PMK Leontinus Alpha Edison, Wakil Wali Kota Bandung Erwin, dan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung Ronny Ahmad Nurudin.

Penulis :
Shila Glorya