
Pantau - Operasi modifikasi cuaca (OMC) yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dinilai dapat berdampak pada kondisi pertanian urban, terutama tanaman sayuran yang sensitif terhadap perubahan pola hujan.
Latif, seorang petani urban dari wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan, menyampaikan kekhawatirannya terhadap dampak hujan ekstrem akibat OMC terhadap lahan pertanian yang digunakan komunitas petani kota.
"Hujan, apalagi hujan ekstrem di Jakarta, sangat berpengaruh terhadap teman-teman petani urban. Banyak lahan kami yang awalnya bukan untuk pertanian, seperti di tepi sungai atau tanah miring," ungkapnya.
Menurutnya, curah hujan yang tidak menentu akhir-akhir ini mempersulit proses tanam dan pengolahan kompos, yang menjadi sumber utama pupuk organik bagi para petani urban.
Kelembapan tinggi dari hujan yang berkepanjangan memperlambat proses dekomposisi, sementara cuaca yang terlalu kering menyebabkan mikroorganisme dalam kompos mati dan menurunkan kandungan nutrisi.
"Kalau terlalu basah, pengomposan jadi lama. Tapi kalau terlalu kering, mikroorganismenya mati, nutrisinya hilang," ujarnya.
Tanaman Sayuran Terdampak, Komunitas Petani Bangun Solusi Mandiri
Sebagian besar petani urban di Jakarta menanam sayuran daun seperti kangkung, bayam, dan sawi yang sangat bergantung pada stabilitas cuaca.
Perubahan pola hujan akibat OMC bisa menyebabkan batang tanaman patah, daun rusak, dan meningkatkan risiko serangan hama.
Untuk mengatasi dampak tersebut, komunitas petani di RW 6 Cipedak mengolah sampah organik rumah tangga menjadi kompos sebagai solusi lokal untuk menjaga kesuburan tanah tanpa ketergantungan pada pupuk sintetis.
"kami mencoba menutup siklusnya sendiri. Sampah dapur diolah jadi kompos, dipakai menanam, hasilnya kembali ke masyarakat. Ini juga mengurangi sampah yang dibuang ke Bantar Gebang," kata Latif.
Ia berharap kebijakan modifikasi cuaca turut mempertimbangkan keberadaan dan kepentingan petani urban, yang kini menjadi bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan lokal di Jakarta.
"Kami tidak tahu teknis modifikasi cuaca seperti apa, tapi harapannya kebijakan itu tidak hanya melihat dari sisi teknis cuaca, melainkan juga dari sisi masyarakat yang terdampak, termasuk petani kota," ujarnya.
Latif juga menekankan pentingnya sinergi antara kebijakan pengendalian cuaca dan program lingkungan di tingkat komunitas sebagai bagian dari mitigasi perubahan iklim di perkotaan.
Menurutnya, pengolahan kompos dan kebun komunitas merupakan bentuk nyata kontribusi warga dalam menghadapi tantangan iklim di kota besar.
- Penulis :
- Aditya Yohan







