Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kepala BRIN Arif Satria Dorong Kolaborasi Strategis Atasi Keterbatasan Dana Riset Nasional

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Kepala BRIN Arif Satria Dorong Kolaborasi Strategis Atasi Keterbatasan Dana Riset Nasional
Foto: Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Arif Satria menjawab pertanyaan wartawan setelah acara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Senin 10/11/2025 (sumber: Tim Media Presiden Prabowo Subianto)

Pantau - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Arif Satria menyatakan akan menjajaki kerja sama strategis dengan Badan Pengelola Investasi Danantara dan sektor industri guna mengatasi rendahnya anggaran riset nasional yang hanya sekitar 0,2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Peningkatan Dana dan Kolaborasi Jadi Prioritas

Arif menegaskan bahwa upaya peningkatan dana riset merupakan prioritas utama untuk memperkuat ekosistem riset dan inovasi di Indonesia.

Ia menyebutkan bahwa keterbatasan anggaran tidak boleh menjadi hambatan untuk terus berinovasi.

"Saya kira dana memang salah satu faktor penting yang harus terus diperjuangkan, karena kalau kita tahu bahwa dana perguruan tinggi negara lain itu juga sangat tinggi, besar sekali untuk penelitian. Namun, kita tidak perlu berkecil hati, masih banyak opportunity yang bisa kita lakukan, termasuk bermitra dengan Danantara," ungkapnya.

Ia juga menyebut Danantara sebagai mitra strategis yang penting untuk mendukung kemajuan BRIN dalam riset dan pengembangan.

Menurutnya, dukungan dari industri juga krusial dalam membangun kekuatan inovasi nasional.

"Saya kira sumber pembiayaan dari berbagai sektor termasuk industri itu menjadi penting. Jadi, yang sebenarnya kita bangun, kita juga ingin mendorong agar industri-industri yang ada di Indonesia itu juga membangun kekuatan R&D. Industri tanpa inovasi yang kuat, tanpa R&D yang kuat, akan berat," ia mengungkapkan.

Riset dan Inovasi untuk Pertumbuhan Ekonomi

Arif menekankan bahwa riset dan inovasi tidak hanya penting bagi sektor industri, tetapi juga bagi pertumbuhan ekonomi bangsa secara keseluruhan.

Ia mengutip pemikiran Paul Romer, peraih Nobel Ekonomi 2018, yang menekankan pentingnya R&D sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi dalam teori Endogenous Growth.

"Dia mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi ke depan, ekonomi sebuah bangsa akan sangat ditentukan sejauh mana kekuatan di bidang R&D, di bidang inovasi. Saya kira Bapak Presiden memiliki komitmen yang sangat kuat untuk menempatkan R&D sebagai salah satu pilar penting dalam kemajuan ekonomi. Itulah yang kemudian harus kita terjemahkan dalam berbagai langkah-langkah strategis maupun taktis," jelas Arif.

Arif Satria resmi dilantik sebagai Kepala BRIN oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin sore di Istana Negara, Jakarta.

Pelantikannya ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 123/P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala dan Wakil Kepala BRIN.

Ia menggantikan Laksana Tri Handoko dan masih menjabat sebagai Rektor IPB saat menerima amanat baru tersebut.

Penulis :
Leon Weldrick